Jumat, 14 Oktober 2011

Kiat Merubah MindSet

Jika anda pertama sekali ditanya tentang mind set, kira-kira apa yang anda pikirkan? Bagaimana merubah, men-setting apa yang disebut kotak pikiran itu?
Tentu, menurut hemat saya nih. Yang kita fikirkan adalah tentang apa yang ada dalam fikiran kita sendiri, cara kita bertindak, berfikir, bersikap. Ringkasnya adalah, bagaimana diri kita selama ini. Itulah mindset diri seseorang.

Namanya juga mindset, implementasinya terlalu liar. Tidak bisa kita berkata, mindset yang bagus itu begini, jadi kita perlu merubahanya dengan cara ini dan itu.

Mirip dengan memberi obat kepada seorang pasien, pasti dokter tidak serta merta memberikan resep tanpa memeriksa kondisi si pasien. Adakah efek samping, adakah alergi, adakah pantangan dan sebagainya.

Berkaitan dengan mindset, menurut saya, jika memang kita ingin merubahnya dan mengarahakannya menjadi lebih baik, produktif dan bermanfaat untuk di implemetasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang saya singgung di atas. Yang pertama sekali harus kita perhatikan adalah cara kita berfikir, pola kita bertindak dan sebagainya.

Jadi intinya, bagaimana kita memanipulasi otak, supaya si otak bisa menciptakan satu kerangka apik untuk kita tempatkan apa saja nantinya.

Itulah  menurut saya, lajur yang perlu kita perhatikan. Otak. Tapi tentu saja, si otak ini dipengaruhi dan atau di manipulasi oleh hati,  perasaan, sebagaimana umumnya manusia, bukan robot.

Jadi kombinasi antara otak dan perasaan ini, perlu diatur sedemikian rupa, sehingga kita bisa melahirkan satu pola pikir yang tepat, menurut kapasitas pengetahuan kita saat ini.

Bagaimana caranya untuk masuk ke ring itu? (ini sebenarnya yang ditanyakan oleh kawan kita itu) tapi saya merasa perlu memberikan prolog seperti di atas. Justru prolog itulah substansi jawabannya.
Kalau hanya kiat dan tips, kekuatan penetrasi kedalam fikiran kita, agag lemah.
Oke deh, kalau mau langsung kesasaran, menurut saya banyak cara untuk memenipulasi diri. Tentunya dalam konteks yang positif yah.

Pertama, kita perlu memberikan asupan bergizi untuk otak kita ini. Caranya banyak membaca wacana-wacana yang membahas tentang manusia. Kalau soal hewan dan tumbuh-tumbuhan mungkin sedikit juga perlu..hehehe. tapi yang lebih utama, adalah manusia. Karena kita ingin merubah diri kita yang notabene adalah manusia, yang mungkin termasuk individu yang rumit.

Kedua, perlajari cara kita merespon sesuatu dengan sebuah tindakan. Coba saja pelajari, hitung-hitung intropeksi dirilah. Bagaimana sih, reaksi kita ketika seseorang mengajak kita untuk maju dalam bidang tertentu. Saat itu apa alasan yang kita kemukakan? Dan apakah alasan itu sudah memberikan dampak signifikan terhadap perbaikan diri kita atau malah membawa kita ke arus yang lebih brutal.
Soal respon ini sangat penting yah. Karena ini menyangkut efek psikologis lingkungan kita, pergaulan kita. Jika kita sudak dikenal sebagai orang yang malas, suka menolak, banyak alasan, tentu orang lain akan tidak respek lagi untuk mengajak kita macam-macam. Mending balik kanan katanya. Jadi respon ini penting.

Ketiga, kepekaan social, kita melihat seorang pengemis, kita berkata, dasar pengemis! ngga mau kerja, dimanja, dikasih duit makin subur. Padahal, kita tidak punya duit untuk memberi. Atau kita memang termasuk orang yang pelit. Atau mungkin kita orang yang tidak suka diganggu.
Sebaliknya, jika kita lihat mereka, lantas, fikiran kritis yang konstruktif kita bekerja, hasilnya akan lain berbeda. bisa jadi kita akan berfikir, saya akan membuat satu yayasan amal, yang akan mengurusi mereka-mereka yang miskin dan akan saya ajari mereka cara menjadi manusia mandiri.
Walaupun pada saat itu kita tidak memberikan sepeserpun, karena di kantong duit hanya tinggal ongkos. Tapi pikiran positif yang konstruktif kita, lahir dari mereka. Karena merekalah kita jadi semangat memperbaiki hidup. Karena tidak mau seperti mereka.

Keempat, ada kemauan untuk merubah diri sendiri. Yakin dan sungguh-sungguh memperbaiki diri. Tanpa itu, saya rasa, semua input positif di atas tidak akan ada artinya. Sebenarnya, apa saja bisa kita lakukan. Tapi kembali lagi, kita mau atau tidak, kita berselera atau mual. Semua akan kembali kepada pilihan masing-masing.
Tapi, kalau kemauan sudah bulat, keinginan sudah berapi-api, hasrat menggelora. Saya yakin, kita akan mulai terkondisikan untuk mencapai target yang ingin kita ciptakan.
Nah, saya rasa itu saja point yang paling saya ingat. Mungkin masih banyak lagi kalau mau di rinci secara mendalam tentang mindset ini. Tapi saya rasa keempat ini saja sudah cukup membuka tabir. Selebihnya kita akan menemukan sendiri, sesuai dengan pengalaman kita msing-masing nantinya.
Bagaimana menurut anda?

Tidak ada komentar: