Rabu, 24 Agustus 2011

Sisi Lain dari Kekuatan Mimpi

Mungkin Anda sudah sering mendengar hal ini, yaitu perlunya kita bermimpi agar apa yang kita inginkan bisa menjadi kenyataan. Telah banyak tulisan, buku, bahkan dalam media visual yang mengulas mengenai hal ini. Bagaimana informasi tersebut dengan gamblang mengenai kekuatan yaitu bahwa dengan apa yang kita inginkan, lakukanlah dengan bermimpi terlebih dahulu. Bagi Anda yang kebetulan belum menerapkannya, tentu menganggap hal ini tidak masuk akal dan hanya guyonan belaka. Apa iya dengan bermimpi, semuanya akan menjadi kenyataan??

e-tipers, mungkin apa yang Anda yang punyai saat ini, adalah impian Anda pada masa lalu. Impian menjadi kenyataan. Impian bisa menjadi kenyataan, tentu harus dibarengi dengan tindakan. Anda pasti setuju, jika impian tanpa tindakan tentu tidak menghasilkan impian tersebut menjadi kenyataan. Bagaimana Anda bisa mendapatkan apa yang Anda inginkan, jika Anda memang ber’mimpi’ dalam arti sebenarnya.

Baik jika teori bahwa dengan bermimpi, kita bisa mendapatkan semuanya kenapa saya tidak mencoba saja. Lalu Anda segera Anda mengambil keputusan untuk bermimpi, memantapkan keinginan Anda dalam sebuah mimpi. Segala keinginan Anda mulai Anda sebutkan satu persatu. Anda bermimpi mempunya rumah yang besar, istri yang cantik, suami yang kaya, banyak mobil, bisa berpergian kemana saja dan lain-lain. Pertanyaan berikutnya adalah, apakah mimpi itu akan menjadi kenyataan? Tidak! Jika Anda tidak merealisasikannya dalam tindakan apapun. Tapi Iya, jika Anda selalu berpikir reaktif untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Jadi apa fungsi mimpi disini? Fungsi mimpi adalah sebagai alarm dan jembatan untuk meraih apa yang kita dapatkan.  Mimpi sebagai alarm adalah agar Anda selalu konsisten dan penuh ketekunan untuk mereliasasikannya. Dalam Anda menggapai mimpi tersebut, pasti akan begitu banyak halangan, hamabtanyang akan Anda jumpai. Sebuah halangan baik kecil atau besar yang dapat meruntuhkan nyali Anda. Nah jika Anda tidak mengingat kembali, apa Mimpi Anda, tentu Anda akan segera melupakan mimpi Anda tersebut dan segera mengambil keputusan bahwa mimpi itu tidak akan pernah berhasil dan diwujudkan karena Anda telah terjebak pada pemikiran yang segera memutuskan impian Anda dengan keinginan Anda.

Nah disinilah arti, mimpi sebagai alarm (pengingat) Anda. Jadi di saat Anda mulai putus asa, coba ingatlah kembali mimpi Anda tersebut. Bangkitkan kembali semangat Anda untuk mewujudkan mimpi tersebut. Dengan mengingat kembali, itu akan membuat Anda bertambah kuat dan termotivasi. Dan ketika Anda berhasil untuk mewujudkan mimpi tersebut, sadarilah bahwa kenapa Anda bisa berhasil mewujudkannya adalah tiada lain, karena mimpi Anda menuntun untuk menjadikannya sebuah kenyataan, karena mimpi adalah jembatan antara imajinasi menjadi realita. So, let’s dream!

The Millionaire Mindset


Banyak orang berpendapat bahwa sumber daya didunia ini sangatlah terbatas dan sudah dikuasai oleh sekelompok orang saja dan mereka telah menjadi kaya karena menguasai sumber daya tersebut. Karena itu di jaman sekarang ini sangat sulit untuk menjadi kaya. Bagaimana dengan Anda? Berpikiran sama? Atau acuh saja tidak peduli tentang kehidupan yang lebih baik? Atau bahkan Anda yakin dan optimis bisa menjadi sama dengan sekelompok orang tersebut?

Perhatikan inilah fakta sebenarnya, bahwa Semua orang di dunia ini dapat menjadi orang kaya. Dan sebenarnya kita TIDAK PERNAH kekurangan sumber daya yang dapat diolah untuk memproduksi kekayaan kita sendiri. Penyakit manusia adalah kurangnya KEYAKINAN bahwa mereka SELALU dapat menjadi kaya. Inilah masalah banyak orang yaitu lemahnya sikap mental  yang ada didalam keyakinan dirinya. Semuanya berawal dari Mindset. Itulah awal dari penciptaan kekayaan kita pribadi lepas pribadi.

Hal ini sesuai denganhukum pikiran yang menyatakan Segala sesuatu diciptakan sebanyak 2 kali. Pertama kita melihatnya dalam benak pikiran kita, kemudian kita mengupayakan apa yang ada dalam benak kita melalui upaya nyata sehingga menjadi realita fisik. Saat Thomas Alva Edison ingin melihat bahwa dunia ini terang sepanjang hari, maka dia melihat hal tersebut dalam pikirannya, dalam pikirannya ia melihat lampu yang menerangi bumi dan kemudian bekerja siang dan malam untuk mewujudkan apa yang ada dipikirannya. Dan akhirnya bumi kita yang tercinta, pada malam haripun terang oleh lampu ciptaan Thomas Alva Edison.

Nah jika didalam pikiran seseorang isinya hanya : orang kaya itu jahat, dunia ini kejam, istri/suami saya tidak mencintai saya, uang itu bikin susah, pekerjaan saya membosankan, orangkaya bisa kayak arena menyusahkan orang lain dan merugikan sesama, lebih baik miskin asal hidup sehat dari pada kaya tapi penyakitan, Negara dan pemerintah brengsek, tidak ada orang jujur dimuka bumi, dan banyak hal lainnya. Maka hal tersebut akan diwujudkan dengan segera seperti apa yang telah dijelaskan diatas. Nah, paham kah kita bahwa pikiran itu menentukan kualitas kehidupan kita ? dan sebenarnya kesuksesan dan kekayaan ada didalam diri kita sendiri.

Uang adalah salah satu hal paling emosional di dunia, sekalipun fungsi uang adalah HANYA memperlancar pertukaran barang dan jasa. Uang memiliki kekuatan emosi karena KITA yang melabelinya, yaitu dengan memberinya MAKNA. Uang dapat mendatangi manusia atau berlari menjauhinya, berdasarkan MAKNA yang diberikan manusia sendiri. Nah, Jika Anda membenci uang, maka TIDAK MUNGKIN Anda akan kaya.

Sama halnya dengan pisau, silet atau benda tajam yang berpotensi melukai. Makna apa yang tersirat jika kita mendengar atau melihat barang tersebut? Sesuatu yang berbahaya, sesuatu yang kurang menyenangkan. Apalagi keamanan bandara udara cukup memperketat setelah kejadian 11 september 2001 (peristiwa internasional di America). Dan apa yang sering kita dengar sewaktu kita kecil saat membawa atau bermain pisau, gunting? Itulah sebabnya barang-barang seperti itu tidak ada didekat kita saat ini. Barang tersebut terletak hanya di sudut-sudut ruangan atau tempat tertentu. Karena makna emosi kita terhadap barang tersebut membuat barang tersebut jauh dari kita.

Suatu misal dalam kehidupan sehari-hari, Orang yang terima gaji dari hasil kerja sebulan kemudian harus membayar hutangnya yang cukup banyak dan kebutuhan yang tidak terelakan untuk kehidupannya. ketika ia melihat dompetnya muncul perasaan sedih karena melihat dompetnya yang kosong, bahasa kerennya penghasilannya hanya numpang lewat. Lalu ia membenci uang karena uang hanya mampir sejenak didompetnya dan kemudian berpindah ke pihak lain. Kondisi perasaan seperti ini akan selalu membawa kehidupan menjadi seperti yang dipikirkan.

Berpikirlah optimis dan berprasangkalah baik kepada uang dan kekayaan. Ada aturan sederhana yang harus Anda kenali berkaitan dengan kemakmuran, bahwa:
  1. Jangan PERNAH berpikiran bahwa mendapatkan uang adalah permainan dimana satu pihak menang dan pihak lain kalah.
  2. Menghasilkan Uang adalah Permainan Yang Tidak Pernah Berakhir, artinya SEMUA orang di dunia dapat menjadi KAYA, kapan pun.
  3. Semakin banyak orang turut serta dalam permainan ini, makin banyak uang dicetak dan semakin banyak pihak yang kebagian uang. Dengan demikian semakin banyak orang membelanjakan uangnya – dan ini berarti memperlancar perekonomian dunia – dan semakin banyak pula uang beredar menghampiri orang – yang tahu cara mendapatkan uang.

Sudah umum diketahui bahwa umumnya orang miskin membenci orang kaya (orang kaya dianggap serakah, curang, sombong, suka pamer dan sebagainya). Hal ini diperkuat juga dari acara tontonan tv, nasehat orangtua, Koran dan banyak lagi. Serta Hal ini berlaku disemua belahan dunia – rasa cemburu dan benci orang miskin terhadap orang kaya adalah hal yang umum terjadi.
Apakah Anda tahu hasilnya jika pemikiran seperti itu tetap dipelihara? Ya, Orang kaya tetap kaya, bahkan semakin kaya. Dan Orang miskin tetap miskin – bahkan semakin miskin plus hidupnya semakin menderita. Coba perhatikan bagaimana hukum pikiran bekerja (cerita tentang Thomas Alva Edison)
Lalu satu Pertanyaan paling penting: Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda membenci Orang Kaya?

Jika Anda Membenci Orang Kaya, maka Anda TIDAK AKAN PERNAH Kaya. Kebencian MENGHAMBAT Kekayaan menghampiri HIDUP ANDA. Menyimpan rasa benci SAMA DENGAN Anda meminum racun dan mengharapkan orang lain yang mati akibat dari racun yang Anda minum. Hasilnya – ANDA yang mati. Tetangga Anda tetap hidup sehat.
Lalu bagaimana sebaiknya? Setiap kali Anda melihat orang kaya (misal Anda melihat seseorang yang mengendarai Mobil Mercedes- Benz), ikutlah berbahagia dan bersyukur atas kesuksesan orang tersebut. Doakanlah kesehatannya.

Satu saat Pernah dilakukan penelitian terhadap sekelompok orang. Mereka diminta memilih satu diantara 2 plihan. Yaitu :
  1. Pilihan 1: Mereka mendapat gaji USD 90,000 per tahun dan rekan yang lain mendapat gaji USD 80,000
  2. Pilihan 2: Mereka mendapat gaji USD 100,000 per tahun dan rekan yang lain mendapat USD 110,000.

Apakah Anda tahu pilihan mayoritas dari para responden? Plihan 1 atau Pilihan 2? Ya, Sebagian besar memilih Pilihan 1. Ini adalah pandangan umum yang terjadi di masyarakat. Untuk Anda pahami, yang mereka lakukan adalah pilihan yang BERBAHAYA, karena: Mereka rela mendapat gaji lebih sedikit dari seharusnya, yang penting gaji mereka lebih tinggi dari rekan lainnya.
Ini adalah PIKIRAN MISKIN karena disini mereka memandang uang sebagai:
1. Ukuran Nilai mereka
2. Status
3. Harga diri

Dengan kata lain, mereka CEMBURU pada rekan kerja yang memiliki gaji lebih tinggi. Melihat hasil survey tersebut, janganlah heran jika tetap banyak orang yang sulit menjadi kaya.
Orang yang benar-benar Kaya tidak keberatan orang lain ikut Kaya , sebab Orang Kaya tidak akan MEMBENCI atau CEMBURU pada kekayaan orang lain. Untuk Orang Kaya, uang yang diperoleh digunakan untuk mewujudkan mimpi mereka seperti:
1. Memiliki rumah yang baik
2. Mengendarai mobil yang bagus
3. Mengirim anak ke sekolah yang mutu pendidikannya tinggi
4. Menggaji orang lain untuk mengawasi bisnisnya
5. dsb nya.

Makin nyaman Anda melihat kekayaan orang lain, MAKIN CEPAT kekayaan Anda berkembang. Mari kita lakukan bersama, berprasangkalah positif terhadap uang dan kekayaan untuk kehidupan dimuka bumi yang lebih baik.

Memaafkan Adalah Kunci Kesuksesan

Alkisah dua orang pemuda bertemu setelah beberapa tahun pembebasan mereka oleh penjajah yang menjajah negeri mereka. Pemuda yang pertama bertanya “sudahkah kau memaafkan perbuatan mereka kepadamu?”. “Aku bersumpah tidak akan melupakan perbuatan mereka” sahut yang kedua. “Kalau begitu…” jawab yang pertama “mereka masih masih memenjarakanmu bukan?”


Apa yang dapat kita pelajari dari secuplik cerita diatas? Ya, Memaafkan. Memaafkan tidak mudah bagi sebagian orang, sulit bagi sebagian besar orang untuk memaafkan. Mengapa? Berikut ini ada beberapa alasan mengapa memaafkan sangat sulit dilakukan:
  • Kita mengira memberikan maaf berarti menyetujui perbuatan yang salah.
  • Saat memberikan maaf itu artinya kita menerima orang tersebut dalam kehidupan kita kembali.
  • Saat tidak memaafkan maka memberikan kita kekuatan, berada diatas angin, kekuasaan.
  • Jika kita memaafkan, ada kemungkinan kita akan sakit hati lagi.
  • Kita ingin memberikan hukuman kepada yang bersalah kepada kita.

Dari hasil penelusuran di klinik terapi saya, hal ini seringkali terjadi. Banyak sebenarnya kasus-kasus yang ujung-ujungnya hanya perlu memaafkan saja. Memaafkan orangtua, keluarga dan sahabat serta yang terpenting adalah diri sendiri. Sampai–sampai dapat disimpulkan, akar dari segala kegagalan dan kejatuhan manusia adalah adanya akar “kepahitan” dendam yang masih tersimpan erat didalam pikiran bawah sadarnya yang terdalam.


Banyak kasus keuangan, keluarga dan bisnis yang tersendat hanya butuh hal satu ini yaitu, memaafkan dan melepaskan emosi negatif yang masih kita pegang didalam lubuk hati kita yang terdalam. Kemarahan, dendam dan sejenisnya mampu menyabotase energy kita untuk mencapai impian dan cita-cita kita.


Seorang klien saya menyimpan dendam kepada orangtuanya selama lebih dari 12 tahun, apa yang terjadi pada kurun waktu itu? Hidupnya tidak terarah, pendidikannya tidak selesai. Relasi sosialnya sangat buruk, hidup terkucilkan, tidak puas dengan diri sendiri. Tetapi setelah ia mengijinkan dirinya untuk memaafkan kedua orangtuanya, hidupnya berubah drastis. Dalam hitungan bulan, rejeki dan model kehidupan yang ia inginkan berangsur-angsur terkabul.


Sampai tahap ini bukan saya yang berperan untuk mengubah atau menyembuhkan klien saya. Sebenarnya yang menyembuhkan klien itu adalah diri klien itu sendiri. Dan yang menyembuhkannya adalah kesediaan klien untuk memulai satu lembaran baru dengan melepas semua emosi negatif yang selama ini mengganggu hidupnya yaitu dengan cara memaafkan, memaafkan orang lain yang telah menyakitinya dan yang lebih penting lagi adalah memaafkan dan menerima diri seutuhnya.


Salah satu ciri orang yang sukses, mereka mampu memaafkan kesalahan yang terjadi didalam kehidupan mereka. Baik itu dilakukan oleh diri mereka sendiri atau orang lain. Sebagai contoh, Anda pasti kenal Donald Trump, orang selevel Donald Trump setiap hari selalu digugat oleh pengadilan. Banyak orang yang ingin mengeruk kekayaannya. Dan tanggapan Donald Trump? Dia memaafkan dan tidak berfokus untuk mempermasalahkannya, tetapi tetap berkarya, bekerja mengikuti panggilan hatinya (bekerja dengan “passion”), make money more and more.


Ingat kesuksesan selalu meninggalkan jejak, dan ini adalah salah satu jejak yang sangat berharga dan tidak terlihat, yaitu hati yang murah hati. Murah hati untuk memaafkan, murah untuk memberikan maaf secara ikhlas. Ingat ke lima alasan diatas tentang proses memaafkan adalah pandangan yang keliru, memaafkan adalah untuk keuntungan diri kita sendiri.


Menyimpan sakit hati sama dengan membuang banyak energy yang dibutuhkan untuk sukses. Jadi kenapa sukses Anda tidak tercapai? Yah, mungkin masih ada masalah yang membelenggu Anda di pikiran bawah sadar Anda, atau emosi Anda yang terdalam dan mungkin ini tersembunyi. Memang butuh keahlian khusus untuk menyelesaikan hal ini. Tapi tidak menutup kemungkinan ini dapat dilakukan secara mandiri (Self Healing).


Saya akan berikan tips singkat bagaimana melakukan proses memaafkan, secara mandiri:
  • Ambil waktu santai bagi diri Anda yang tidak terganggu oleh berbagai aktivitas kegiatan dan Anda benar2 sendiri.
  • Anda bisa gunakan music instrument relaksasi atau posisi meditasi dengan memperhatikan nafas Anda.
  • Ambil waktu tenang dengan memperhatikan nafas Anda selama 3-5 menit, perhatikan saja nafas keluar dan masuk melalui hidung Anda.
  • Lalu jika Anda sudah merasa cukup tenang, ucapkan kata “Memaafkan” dalam hati saja.
  • Maka sesaat itu juga, akan muncul wajah-wajah orang yang perlu Anda maafkan. Hadapi orang tersebut, berikan maaf Anda secara tulus dan ikhlas. Ingat ini adalah untuk kebaikan Anda sendiri.
  • Satu persatu Anda berikan maaf kepada wajah-wajah yang muncul (bisa teman atau keluarga, bahkan orangtua Anda).
  • Luangkan waktu 15-20 menit sehari.
  • Besok lakukan lagi, jika muncul wajah yang sama maafkan saja. Tidak perlu Anda menganalisa atau mempertanyakan. Maafkan saja, proses ini seperti Anda berlatih barbel. Pada saat berlatih kita hanya mengangkat barbel yang 1 kg saja, setelah beberapa hari maka porsi kita tambah menjadi 2-3 kilo dan seterusnya. Memaafkan juga berapis-lapis, semakin hari semakin dalam dan semakin bermakna dalam keheningan dalam jiwa kita.
  • Jangan lupa memaafkan diri sendiri dan menerima diri sendiri juga wajib Anda lakukan setiap hari, jika perlu peluk diri Anda sendiri. semakin Anda suka dengan diri Anda, menerima apa adanya diri Anda, maka Anda akan lebih mudah diterima dilingkungan sosial Anda dan dunia menyukai Anda.
  • Lakukan selama 2 minggu berturut-turut maka Anda akan menemukan Miracle of Forgivenes.

Lima Jurus Jitu Meng-Hypnosis Anak

 Banyak rekan dan sahabat mengeluh bagaimana mengatasi perilaku anak mereka, seakan-akan anak merupakan bumerang bagi orang tuanya, loh.. kok bisa tanya saya? “Iya, saya bilang jangan lari-lari, eh.. malah lari ” keluh bapak Kodir. Tentunya banyak teman atau saudara kita yang memiliki anak kecil yang mengalami hal serupa. Ada beberapa hal yang tidak diketahui oleh orang tua, bagaimana seorang anak memproses informasi yang dia peroleh. Otak yang berada pada diri anak kecil sangatlah jauh berbeda dengan otak yang ada di kepala orang dewasa, loh.. apa bedanya? Bedanya, seorang anak terutama usia 5 tahun ke bawah memiliki daya serap informasi yang sangat tinggi, mudah sekali mempelajari  segala sesuatu. Bahkan beberapa ahli mengatakan usia 0-3 tahun adalah Golden Age. Baiklah, ada beberapa cara ampuh untuk memodifikasi perlaku anak (dibawah 12 tahun), yang bisa saya bagikan.

A. Beritahu Langsung (Direct Suggestion)
Tehnik ini sungguh mudah dan gampang, Anda hanya perlu memegang kedua bahu atau ke dua tangan sambil mata melihat ke anak anda dengan tatapan datar, tidak bermaksud memarahi ataupun bercanda, dan mengatakan hal yang Anda inginkan misal “mulai besok dan seterusnya belajar adalah kegiatan yang menyenangkan”, katakan dengan nada yang tegas (bukan di bentak), sambil mata orang tua dan anak saling bertatapan. Ulang saja kata tersebut tiga kali setelah itu biarkan anak Anda melakukan aktivitasnya kembali, mudah bukan? Hanya tingal panggil anak Anda, pegang kedua bahu atau kedua tangannya (pertanda Anda mengajaknya berbicara secara serius) dan ucapkan kalimat saktinya “makin hari kamu makin…”. Satu hal penting yang harus diperhatikan saat menggunakan tehnik ini yaitu penggunaan kalimat negatif. Penjelasan penggunaan kalimat negatif akan saya jelaskan pada jurus ke 2, Bioskop Ajaib.

B. Bioskop ajaib
Nah ini jurus yang juga sangat mudah sekali, Bioskop Ajaib adalah jurus untuk memasukan sugesti dengan cara yang cepat dan akurat. Sebagai orang tua kita sebaiknya belajar memiliki kemampuan bercerita ala dongeng kesukaan anak kita, serta kita sesuaikan cerita yang kita buat tersebut dengan nilai-nilai atau aturan yang anak kita butuhkan. Sebaiknya dalam bercerita  :
  • Hindari penggunaan kalimat negatif (tidak, jangan) karena otak tidak mengenal kalimat negatif. Misalnya, jika saya minta Anda bayangkan jeruk, apa yang keluar dalam imajinasi Anda? Tulisan J-E-R-U-K atau gambar buah jeruk? Pasti seperti kebanyakan orang lainnya, gambar buah jeruk yang keluar. Kalo saya berkata “tidak” apa yang ada didalam imajinasi Anda? Seperti kebanyakan orang pula, sesaat mereka mencari-cari lalu jawabannya adalah kosong, tidak ada apa-apa.
  • Ungkapkan keinginan Anda secara  langsung, misalnya: jangan lari-lari, sebenarnya keinginan Anda duduk tenang. “Jangan nakal ya” sebenarnya maksud Anda anak yang baik. Sebaiknya pilih kata yang tepat saat kita ingin berkomunikasi dengan anak.
  • Ceritakan secara konsisten dengan penuh variasi. Seandainya Anda ingin menenanamkan tentang bagaimana sikap mendengarkan yang baik, ulangi cerita tersebut pada waktu yang berbeda sampai perilaku ini benar-benar sudah menjadi kebiasaannya (biasanya 3-5 kali cerita), dengan tokoh yang berbeda (Pooh, Barney, Teletubies, dll) atau membuat cerita yang bersambung.
Instruksinya mudah, kita bisa minta kepada anak “nah, coba papa / mama akan ajak kamu nonton bioskop ajaib, ini hanya bisa dilihat jika kamu memejamkan mata. Kemudian tokoh kesayanganmu akan muncul disana, coba tutup mata kamu”. Nah setelah anak menutup mata maka kita tinggal mengarahkan saja, perilaku apa yang perlu di perbaiki dengan mengunakan tokoh utama film tersebut. misal: “coba dengarkan pooh berbisik kepadamu, kamu anak yang rajin belajar. Aku senang bersahabat denganmu” atau “lihat Barney mendatangimu, hendak memberikan buah-buahan segar karena kamu tadi menjadi pendengar yang baik saat dia bercerita”. Gunakan kesempatan ini untuk memasukan nilai –nilai positif pada anak (sopan santun, aturan dalam bersosialisasi, dll).

C. Dongeng
Ini adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh orang tua kepada kita, ketika kita menjelang tidur. Banyak sekali manfaat dongeng jika kita mengetahui kondisi psikologis dan mekanisme pikiran seorang anak. Biasanya kita memberikan waktu untuk kegiatan ini adalah pada malam hari, menjelang anak kita tidur. Nah, pada momen ini sebenarnya tingkat kesadaran seorang anak sudah jauh menurun, alias pintu menuju pikiran bawah sadarnya terbuka, dimana kita tahu bahwa pikiran bawah sadar merupakan tempat “program” kehidupan kita. Pada kesempatan memberikan dongeng pada anak, ceritakan dongeng  yang penuh muatan  “Program Positif”. Anda bisa menciptakan dongeng Anda sendiri sesuai kebutuhan anak, misal Peterpan yang senang sekali belajar dan mengerjakan tugas sekolah, Tarzan yang suka makan sayur dan buah-buahan, Cinderela yang disiplin, atau apapun. Gunakan kreativitas dalam bercerita untuk membuat anak memiliki hidup yang lebih baik.

Berikut adalah jurus yang anda perlu gunakan dalam menceritakan suatu dongeng:
  1. Jika Anda membacakan dongeng dengan menggunakan buku dongeng, usahakan Anda dekat, memeluk atau memangku anak saat menceritakan dongeng tersebut. Apa maksud dari semua ini? Dengan Anda memeluk, dekat atau memangku anak, maka anak merasa nyaman  senang, merasa dicintai, ada perhatian khusus bagi anak. Hal ini berguna sebagai jangkar atau “anchor” bagi anak saat dia membaca buku sendiri, maka secara tidak langsung anak akan mengkaitkan buku dengan rasa nyaman. Sehingga anak akan mudah sekali belajar, membaca buku bukanlah sesuatu hal yang menjemukan bagi dirinya.
  2. Setelah membacakan dongeng, coba tanyakan kembali pada anak apa yang baru saja didengarnya. Minta anak menceritakan kembali sebisanya. Anda juga bisa meminta anak mendongengkan suatu cerita pada adiknya. Dengan menceritakan kembali, maka nilai yang ada di dongeng tersebut akan lebih kuat tertanan dalam program pikiran anak.
  3. Mencari bahan untuk dongeng? Setiap orangtua bisa mendongeng untuk anaknya, baik sekadar untuk hiburan atau maksud lainnya. Dengan bercerita orang tua menjadi kreatif, sedangkan pengalaman hidup anak bisa menjadi sumber ide. Dengan sedikit latihan, bisa diperoleh pengalaman untuk menyampaikan cinta, nilai-nilai dan keyakinan yang disampaikan melalui dongeng.
  4. Mendongeng tampaknya mudah, namun belum tentu setiap orangtua punya kesempatan untuk melakukannya.

Ada beberapa kiat kalau ingin menjadi pendongeng yang baik bagi anak-anak:
  • Upayakan hanya mendongeng kalau Anda sedang dalam suasana hati yang cerah, jauh dari resah gelisah, sehingga bisa memusatkan pikiran dan perhatian dengan baik.
  • Yakinkan diri sendiri sebelum mendongeng, bahwa Anda mengasihi dan mencintai makhluk-makhluk kecil dihadapan kita dan menginginkan mereka bahagia. Lakukan dengan penuh rasa pengabdian untuk membuat mereka tersenyum, tertawa, berjingkrak atau menangis berurai air mata.
  • Cobalah menghayati dan meresapi dengan sungguh cerita yang Anda bawakan. Tangkap nilai-nilainya dan sampaikan pada mereka.
  • Buat ringkasan cerita diatas secarik kertas untuk dihafalkan jalan ceritanya dengan cara membaca berulang-ulang. Tulis dan hafalkan nama-nama tokoh utama dan pernyataannya.
  • Jika menggunakan alat peraga beri nomor urut sesuai jalan cerita dan susun gambar-gambar peraga sesuai urutan. Sebelum bercerita usahakan susunan ini sudah rapi.
  • Pilih adegan yang menarik dan coba mendramatisirnya berulang-ulang, sehingga pada waktunya nanti akan lancar membacakannya.
  • Ucapkanlah kata-kata dengan jelas, jangan menggumam.
  • Ajukanlah pertanyaan kepada anak-anak dengan spontan atau cubit anak-anak dengan seolah-olah yang mencubit itu adalah pelaku cerita, misalnya. Dengan begitu, mereka dilibatkan dengan isi cerita.
  • Usahakanlah selalu memelihara ketegangan atau merahasiakan jalan cerita sehingga anak-anak terikat, terpukau adegan demi adegan. Sekali-kali kejutkan mereka untuk merangsang pengungkapan emosi.

D.  Hypnosleep & Rahasia Dibalik Hypnosleep
“Halo selamat pagi Pak, saya Ibu Ani”, suara diseberang sana yang cukup saya kenal. Saya kembali menanyakan kabarnya “Hai Bu Ani, bagaimana kabarnya? Ada kabar apa nih Bu?” sapa saya ke Bu Ani. “Begini, saya mengucapkan terima kasih Pak, Cindy sudah tidak ngomong kasar lagi dan sekarang sudah tidak maen tangan lagi”, jawab Bu Ani. “Wah bagus Bu. Apa yang Ibu lakukan, sehingga Cindy berubah drastis?” tanya saya. “Hanya melakukan yang Bapak sarankan, berbicara pada Cindy pada saat dia tidur”.
Pembaca yang budiman, tehnik yang saya berikan kepada Bu Ani adalah Hypnosleep, ini adalah tehnik yang cukup mudah dan sangat ampuh. Saya akan bagikan caranya secara detil. Banyak kasus untuk anak usia 10 tahun kebawah, bahkan orang  dewasapun (pasangan suami–istri), dapat menyelesaikan permasalahannya dengan Hypnosleep.
Saya bagikan beberapa cerita singkat menangani masalah dengan menggunakan Hynosleep. Rekan saya Bu Ani menelpon saya dan berkeluh kesah jika anaknya Cindy berusia 3,5 tahun memiliki perilaku agresif yang kurang menyenangkan. Ibu cindy adalah pemilik salon, karyawati yang bekerja disalon tersebut sering dipukul dan ditarik rambutnya oleh Cindy. Jika cindy kesal, maka Cindy akan memukul siapa saja yang berada didekatnya (terutama orang yang Cindy kenal). Setelah melalui wawancara singkat melalui telepon, ternyata perilaku Cindy diperoleh dari Ibu Ani sendiri, Bu Ani jika memarahi Cindy maka dia memukul pahanya. Dan pola seperti ini di pelajari oleh Cindy, jika dia sedang kesal maka dia akan memukul. Kemudian, saya mengajarkan tehnik Hypnosleep via telepon kepada Ibu Ani, serta meminta kepada Ibu Ani untuk merubah cara dia meluapkan emosi kepada Cindy, serta memberikan beberapa nasehat untuk mengubah cara pandang Bu Ani terhadap tumbuh kembang anak. Selesai pembicaraan ditelepon, 5 minggu kemudian Ibu Ani menghubungi saya lagi. Ternyata perilaku memukul anaknya sudah hilang total hanya menggunakan Hypnosleep dan mengubah cara pandangnya terhadap tumbuh kembang anak. Tetapi ada hal lain yang dikeluhkan, “sekarang cindy kalo ngomong kasar Pak”, ungkap Bu Ani pada saya. “Kasar seperti apa”, tanya saya. “Kalo orang tidak mengerti maksud Cindy, keinginan Cindy tidak terpenuhi maka dia berkata goblok, bodoh” jawab Bu Ani. Lalu saya mencoba mencari dari mana dia belajar perkataan itu, ternyata itu disebabkan karyawati Ibu Ani, yang sering bercanda dengan berkata kasar kepada sahabatnya dan Cindy seringkali bermain dengan karyawati Bu Ani. Kemudian hal yang sama saya minta kepada Bu Ani untuk mengubah lingkungannya, beri pengertian kepada karyawatinya dan melakukan Hypnosleep. Apa yang terjadi? 1 bulan kemudian, saya mendapat laporan Cindy telah berubah drastis.
Rekan saya Ibu Mita, memiliki suami yang punya kebiasaan “ngelelet” kalo pagi sehabis bangun tidur, sehingga Ibu Mita sering terlambat jika sampai ditempat kerja. Setelah menceritakan dengan saya, saya menyarankan menggunakan Hypnosleep. Esok harinya Ibu Mita merasa takjub keheranan. Karena suaminya berubah drastis, bangun tidur langsung mandi, ngga pake “ngelelet” lagi dan berangkat kerja bersama.
Apakah Hypnosleep? Pada dasarnya sama dengan Hypnosis, tentunya Anda mengerti proses Hypnosis. Yaitu orang yang sadar, kemudian dengan tehnik induksi diturunkan tingkat kesadarannya dengan berfokus pada satu hal (suara terapis), sehingga mengalami relaksasi yang dalam diseluruh tubuhnya kemudian sugesti diberikan. Itulah proses yang terjadi pada Hypnosis. Nah, proses Hypnosleep adalah kebalikan Hypnosis. Dalam hypnosleep kita menaikan kesadaran seseorang dari kondisi anak tertidur pulas ke kondisi Hypnosis (Trance), kemudian sugesti diberikan pada saat kondisi Hypnosis (Trance), kita naikan kesadarannya, kemudian diberikan sugesti dan setelah itu anak ditidurkan lagi.

Nah, langkah – langkah dalam memberikan Hypnosleep adalah:
  1. Langkah awal adalah membuat sugesti yang akan Anda sampaikan secara tertulis, agar kita tidak berpikir menyusun kalimat saat melakukan Hypnosleep. Hendaknya pendek, singkat dan jelas. Perhatikan juga pemakaian kata yang tepat. Intinya adalah mengatakan apa yang kita inginkan dengan kalimat positif. Hindari kalimat negatif (tidak, jangan, dll)
  2. Amati jumlah tarikan napas subyek. Hendaknya 6-8 tarikan napas per menit. Ini untuk menjamin bahwa subyek tertidur pulas. Yang paling ideal adalah 6 – 7 tarikan napas per menit.
  3. Dekati subyek dengan lembut untuk melakukan Bypass terhadap pikiran kritisnya. Goyang tubuh subyek dengan memegang dagunya. Goyangkan sedikit ke kiri dan kanan sambil mengucapkan kalimat berikut dengan mantap disertai nada suara rendah dan datar “Ini ….. (nama Anda atau mama atau papa) yang bicara. Kamu bisa dengar ….. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata! Kamu bisa dengar ….. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata! Kamu bisa dengar ….. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata!”
  4. Jika subyek tertidur sangat lelap kalimat di atas mungkin perlu diulangi beberapa kali  sehingga bisa menembus level pikiran bawah sadarnya. Lanjutkan “Jika kamu dengar gerakkan jari telunjuk atau ibu jari  yang saya sentuh. Jika kamu dengar gerakkan jari telunjuk yang saya sentuh. Kamu bisa dengar ….. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata!”
  5. Setelah itu bacakan sugesti yang telah anda susun tadi 3 atau 4 kali untuk memastikan sampai ke bawah sadarnya.
  6. Lalu tutup dengan kalimat berikut “Kalau saya berhenti bicara maka kamu akan kembali tidur nyenyak seperti tadi. Kamu tidak akan mengingat apa yang baru saya sampaikan tapi kamu merasakan suatu perubahan dalam dirimu ketika bangun esok pagi dengan sangat segar. Sekarang tidurlah kembali dengan sangat nyenyak!”
  7. Saat mengucapkan sugesti, hendaknya dengan suatu keyakinan bahwa apa yang kita ucapkan diterima dan dimengerti oleh anak. Keyakinan seperti apa yang saya maksud? Seyakin jika Anda makan krupuk, maka krupuk tersebut pasti hancur didalam mulut Anda.
  8. Keesokan hari dan seterusnya berlakulah seperti telah terjadi perubahan (kelanjutan dari point no 7). Jika belum melihat perubahan nyata secara janganlah gusar dan berpikiran negatif. Biarkan proses perubahan terjadi di dalam lebih dahulu. Bila perlu Anda ulangi Hypnosleep lagi pada malam harinya dengan kata-kata yang sama.
  9. Disamping sugesti yang diberikan lingkungan juga perlu dirubah untuk membantu perubahan anak serta memfasilitasi perubahan anak, lingkungan disini termasuk sikap ayah, ibu, pengasuh, serta misal anak suka berkata kasar (contoh: goblok) ciptakan lingkungan yang tidak ada lagi kata-kata kasar tersebut terucap.
  10. Ketika ia mulai menunjukkan perubahan hindari penggunaan kata-kata “Kok tumben ya sekarang ngomongnya baik?” atau kata-kata semacam itu. Sebaliknya dukung dengan kalimat “Bagus makin hari belajar itu makin dapat berbicara dengan sopan ya?”
  11. Untuk setiap kasus yang Anda sugestikan beri waktu sampai terjadi perubahan baru beralih ke kasus yang lain.

Contoh sugesti untuk hypnosleep:
  • Semakin hari belajar adalah kegiatan yang sangat menyenangkan.
  • Mulai besok dan seterusnya kamu akan mudah bangun jam 6 pagi.
  • Semakin hari kamu makin sayang sama adik / kakak kamu.
  • Mulai besok dan seterusnya mudah bagi kamu untuk belajar berhitung.
  • Semakin hari membaca adalah kegiatan yang menyenangkan.

E. Gosip Positif
Maksud dari gosip positif adalah orang tua membicarakan kebaikan, prestasi, kemajuan anak, dengan suara yang agak keras sehingga anak tahu kalo dirinya sedang jadi bahan pembicaraan. Misalnya:
Orang tua membicarakan kemajuan anaknya, didalam kamar dengan suara yang keras, sehingga anak yang sedang berada diluar kamar mendengarnya. Contoh:
Papa : Papa mengamati, Anton sekarang makin sering mengerjakan tugas ya Ma?
Mama : Iya Pa, anak kita itu makin disiplin dengan tugas dan kewajiban sebagai pelajar.
Papa : Wah, kalo begitu nanti liburan akhir tahun kita ajak dia ke taman safari ya Ma. Dia pasti senang ya?
Mama: Usul yang bagus Pa, Mama rasa juga begitu.
Lakukan hal tersebut untuk memperkuat perilaku anak, dan membuat diri anak merasa berharga. Perlu diingat juga, jika kita melakukan hal ini dengan tepat dapat mengakibatkan perasaan positif  dan perasaan berharga pada anak berkembang. Jika kita melakukan dengan salah (misal: membicarakan sifat jelek anak) maka mengakibatkan munculnya perasaan negatif yang dapat menghambat perkembangan emosinya yang berujung pada Mental Block.

Perlukah Memarahi Anak?

“Saya harus mengajar anak saya dengan keras, supaya tidak seperti banci nantinya. Saya dulu di didik dengan keras oleh orangtua saya dan saya jadi orang yang tegar dan kuat, saya ingin anak saya melalui proses yang sama. Kalau diberi terlalu banyak kasih sayang apa ngga manja? Atau jadi banci?”
Seringkali ini pertanyaan banyak orangtua yang mengikuti seminar dan workshop yang saya berikan. Tema ini begitu penting bagi mereka setelah saya menjelaskan tentang apa itu Tungku Mental (akan saya bahas lain waktu).
Yah, memberikan dan mengajarkan disiplin pada anak memang sebaiknya dimulai sejak usia dini. Seringkali saya mengajarkan pada para sahabat orangtua, agar mereka mendidik dan menanamkan figure orangtua saat anak mereka berusia 3 tahun. Lho?
Begini ilustrasinya, anggaplah didepan Anda ada sebuah monster yang besar, sangat kuat dan tidak mungkin dibunuh. Dan monster ini sangat menyebalkan, serta punya potensi untuk melakukan hal yang sangat mengerikan. Dibunuh? Tidak mungkin, kenapa? Karena itu adalah anak kita saat dewasa.

Ya, para pembaca yang budiman. Banyak kasus yang saya tangani setelah anak-anaknya menjadi “monster”, memukuli orangtuanya dengan sengaja dan tega, mencuri, bertindak kurang ajar dan lain-lain. Jadi, untuk mengatasi hal tersebut apa yang harus dilakukan?
Saran saya:
  1. Marah boleh, bahkan memukul boleh. TAPI tidak dilakukan didepan (diawal). Jika kita merasa perlu mendisiplinkan perilaku anak, maka komunikasikan dengan baik. Komunikasikan dengan kata “Minta”, misal: Ani ibu minta mulai besok dan seterusnya kalo pulang sekolah tepat waktu yah.
  2. Jika masih dilanggar? Baiklah kita mulai menetapkan aturan yang lebih tinggi. Kita bisa cari barang atau sesuatu kesukaan anak yang jika disita, anak akan merasa tersiksa. Misal: Handphone, mobil-mobilan, dll. “Jika kamu masih melanggar maka mulai besok Ibu akan sita handphone kamu”.
  3. Jika masih dilanggar? Kita perlu meningkatkan aturan yang lebih tinggi lagi, misalnya tidak memberikan uang jajan dan anak hanya makan bekal yang telah disediakan dari rumah.
  4. Buatlah gradasi atau tingkatannya semakin membuat anak “sengsara”. Tapi satu hal yang perlu diingat, saat kita melakukan point 1-3, kita tetap menghargai anak, bicara dengan sopan dan tatapan mata tetap datar, tidak perlu berbicara dengan kasar. Dengan cara menghargai anak maka anak akan menghargai orangtua. Bahkan jika kita harus marah ataupun memukul, lakukan sebagai senjata terakhir, setelah melalui berbagai tahapan diatas.
  5. Dan yang paling penting, ketika menerapkan serta mengajarkan disiplin pada anak perlu sekali bagi kita orangtua mengatakan “Ayah / Ibu sayang sama kamu, kita perlu mendisiplinkan kamu karena …”, pastikan kata-kata itu keluar, untuk membuat harga diri anak tetap baik, serta anak tetap merasa dicintai orangtua.

Atau tips ini bisa Anda gunakan, ini adalah pengalaman pribadi saya dengan anak saya yang tercinta, Joshua. Saat itu anak laki-laki saya berusia 1,8 tahun. Saat itu kami bermain bersama dikamar, kemudian Joshua mengacak–acak peralatan rias mamanya. Ok, kita berdua (saya dan istri) hanya mengamati dia bermain, makin lama semakin banyak barang yang dia turunkan dan sebar ke lantai.
Berkisar 30 menit anak ini mulai bosan dengan mainannya dan hendak keluar dari kamar kita, eitt… “tunggu dulu sayang” kata saya “Daddy minta tolong ini dibereskan dikembalikan ke tempatnya, Daddy dan Mammy akan bantu, mau?” dan dia menolak. Disini saya ingin mengajarkan disiplin pada anak, saya tahu dia belum bisa melakukan hal tersebut dengan rapi tapi perilaku dan kebiasaanya yang ingin kita ajarkan. Singkat cerita dia mulai meronta-ronta minta keluar, nangis keras-keras kurang lebih 15 menit dan saya menanggapinya dengan tatapan mata yang penuh sayang dan datar, serta tetap menemani dalam proses tersebut.
Akhirnya dengan terpaksa anak saya yang tercinta mulai memungut barang-barang yang berserakan satu persatu dan sesuai janji kita (ingat jika berani berjanji maka tepati) kita juga membantunya. Setelah proses selesai, maka saya mendatangi Joshua dan memeluk dia serta berkata “Jo, jika Daddy berlaku seperti tadi artinya Daddy serius sama kamu, ingat ya… (saya ulang 3 kali), I love U Jo” saya kemudian memberikan ciuman di pipinya.

Berikutnya jika saya merasa perlu untuk mengajarkan hal baru dan disiplin kepada Joshua maka prosesnya akan sangat mudah. Jika Joshua mulai merasa “gerah” maka saya cukup mengatakan “Jo, Daddy serius sama kamu” (dengan nada yang datar dan mata saya menatap datar) maka seketika itu pula ia melakukan dengan sukarela. Saya tidak perlu marah-marah apalagi sampai memukul. Tetap perlu memberikan cinta sepenuhnya dalam kehidupan tiap anak, agar dia mampu mengartikan segala didikan kita dengan arti cinta dan sayang orangtua kepada anak.

Tiga Kebutuhan Emosional Anak

Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari bahwa anak dan remaja lebih dikendalikan oleh emosi-emosi mereka daripada pemikiran rasional dan logis. Emosi ini menjelaskan mengapa anak dan remaja berperilaku demikian, termasuk perilaku yang merusak diri sendiri. Jadi jika kita ingin memotivasi mereka kita sebaiknya memahami emosi yang mengendalikan mereka, dan memanfaatkannya untuk mengarahkan perilaku dan pemikiran yang lebih memperdayakan.


Berikut adalah ketiga kebutuhan emosional anak :
1. Kebutuhan untuk merasa AMAN

Salah satu kebutuhan terkuat yang dibutuhkan soerang anak adalah perasaan aman. Aman didalam diri dan lingkungannya. Remaja mencari rasa aman dengan bergabung dengan sekelompok “geng” atau sekumpulan teman sebaya mereka, terlibat aturan social diantara mereka, serta meniru perilaku temannya.


Seorang psikolog Dr. Gary Chapman, dalam bukunya “lima bahasa cinta” mengatakan kita semua memiliki tangki cinta psikologis yang harus diisi, lebih tepatnya jika anak maka orangtuanya yang sebaiknya mengisi. Anak yang tangki cintanya penuh maka dia akan suka pada dirinya sendiri, tenang dan merasa aman. Hal ini dapat diartikan sebagai anak yang berbahagia dan memiliki “inner” motivasi.


Perlukah kita mempelajari dan mengetahui tangki cinta? Sangat perlu, saya seringkali merekomendasi para Guru dan orangtua untuk mempelajari dan menemukan bahasa cinta anak mereka, dirinya dan pasangannya. Hal ini akan saya bahas pada artikel berikutnya).


Contoh, terdorong oleh rasa cinta kepada anaknya seorang ibu memarahi anaknya yang sedang bermain computer. “berhenti maen computer dan belajar sekarang” lalu apa yang ada dibenak anak? Mungkin “Hmpf… Ibu tidak sayang padaku, dan ingin mengendalikan aku serta keasyikanku”
Nah, anak menerimanya sebagai hal yang negatif, komunikasi yang menghancurkan rasa cinta ini biasanya yang menjadi akar permasalahan orangtua dan anak, serta guru.


“Mencintai anak tidak sama dengan anak merasa dicintai”


Apa yang menyebabkan kebutuhan akan rasa a0man tidak terpenuhi?
• Membandingkan anak dengan saudara atau orang lain

Ketika kita mengatakan “mengapa kamu tidak bisa menjaga kebersihan kamar seperti kakakmu”,” kenapa kamu tidak bisa menulis serapi Rudi”.
Akan tumbuh perasaan ditolak, tidak diterima, mereka akan berpikir “papa/mama lebih suka dengan …..”. hal ini menumbuhkan sikap tidak suka dengan dirinya sendiri dan ingin menjadi orang lain. Mereka merasa aman dengan menjadi orang lain, bukan merasa aman dan nyaman menjadi dirinya sendiri.

• Mengkritik dan mencari kesalahan
Ketika kita mengatakan: “dasar anak bodoh, apa yang salah dengan mu? Kenapa kamu tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar?”
Dapat dipastikan, akan menimbulkan perasaan dendam, tidak ada rasa aman dilingkungan rumah (jika hal ini sering terjadi dirumah).


• Kekerasan fisik dan verbal
Saya rasa tidak perlu dijelaskan lagi, hal ini sudah banyak kita temui di surat kabar dan berita ditelevisi, dan bahayanya atau akibatnya juga sering kita temui di media tersebut. Jika tidak ada rasa aman dalam rumah, maka seorang anak akan mencari perlindungan untuk memenuhi rasa aman mereka disemua tempat yang salah. Dan anak akan melakukan apa saja untuk mendapatkan rasa aman ini, mencari perhatian dengan cara yang salah.


2. Kebutuhan akan pengakuan(merasa penting) dan diterima/dicintai.
Jarang sekali orangtua membuat anak-anak mereka merasa penting dan diakui dirumah. Sebaliknya banyak orangtua yang membuat anak mereka merasa kecil dan tidak berarti dengan ancaman : “lebih baik kerjakan pr mu sekarang , atau…”

Apa yang ada dalam pikiran anak jika diperlakukan seperti itu? Kita orangtua justru senang jika anak melakukan hal yang kita perintah, tapi yang ada dipikiran anak adalah mereka merasa kalah dengan melakukan apa yang diperintahkan orangtua dengan cara seperti itu. Sehingga banyak anak yang menunda atau tidak mengerjakan apa yang ditugaskan orangtua (bahkan dengan ancaman sekalipun) untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya akan pengakuan .

Peringatan keras bagi orangtua: Jika anak-anak tidak merasa dicintai dan diterima oleh orangtua, mereka akan terdorong untuk mencarinya disemua tempat yang salah.

Keinginan seorang anak untuk diakui dan ingin dicintai begitu kuat, sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Jika mereka tidak mendapat pengakuan dengan cara yang benar maka akan menemukan dengan cara yang salah dan ditempat yang salah. Kebutuhan ini mendorong beberapa anak dan remaja untuk menggunakan tattoo, mengganggu anak lain, bergabung dengan geng pengganggu, mengecat rambut dengan warna menyolok, bertingkah laku seperti badut dan pelawak. Hal ini umumnya menyusahkan mereka sendiri, tetapi demi mendapatkan pengakuan dan diterima (mendapatkan perhatian).

Ada kasus ekstrim pada 16 april 2007, seorang siswa US Virginia Tech, Cho Seng-hui. Menembak dan menewaskan 32 siswa. Apa yang mendorong perilaku tersebut, sehingga dia melakukan hal yang begitu luar biasa gila? Dia melakukan hanya karena kebutuhan pengakuan dan rasa pentingnya begitu besar, tetapi tidak terpenuhi oleh orang-orang yang mengabaikannya dan menghinanya. Hal itu memaksanya keluar dari dunia logika dan merenggut nyawa orang lain serta dirinya sendiri, dalam pikirannya dia berpikir lebih baik mati bersama nama buruk dari pada hidup bukan sebagai siapa-siapa.


3. Kebutuhan untuk mengontrol (merasa mandiri/keinginan untuk mengontrol)
Seiring pertumbuhan anak, sembari mencari identitas diri dan sambil belajar membangun kemandirian dari orangtua . proses ini menciptakan kebutuhan emosional untuk bebas dan mandiri.

Jadi itu sebabnya anak tidak mau didikte untuk apa yang harus dilakukan. Mereka merasa tidak “gaul” mendengarkan orangtua. Dengan mendengarkan nasihat orangtua mereka seakan diperlakukan seperti anak kecil. Ini menjelaskan mengapa anak lebih mendengarkan teman mereka dan om/tante (paman/bibi) yang masih muda dari pada orangtuanya sendiri.

Orangtua yang cerdas, tidak akan menyerah menghadapi hal ini. Bagaimana caranya memberikan arahan, dan agar anak mau mendengar orangtua? Gunakan komunikasi yang tidak bermaksud memaksa anak dengan nasihat kita. buatlah seakan-akan mereka belajar dan bekerja keras untuk diri mereka sendiri bukan untuk kita. mereka akan lebih bersemangat dan termotivasi dengan cara seperti itu. Dan yang terpenting adalah memenuhi tangki cinta anak kita setiap hari dan memastikan selalu penuh saat bangun anak bangun tidur dan menjelang tidur. Dengan begitu anak tahu siapa yang paling mengerti dan sayang , serta kepada siapa dia akan datang pada saat membutuhkan seseorang untuk mendengar, yaitu kita orangtuanya.

Ambilah manfaat dari informasi ini, kenali kebutuhan emosi anak kita. pekalah dimana saat anak membutuhkan penerimaan, kebutuhan untuk mengontrol sesuatu, serta butuh untuk aman. Gunakan kata-kata yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, berikut tips dan cara memenuhi kebutuhan emosi dasar seorang anak :

1. Rasa aman:
• Tenang sayang kamu aman bersama papa, mama akan temani kamu, hey… papa disini bakal jaga kamu sayang.


2. Rasa penerimaan/ dicintai:
• biasakan menatap mata saat berbicara pada anak ,usahakan tatapan mata adalah datar atau “mata sayang.
• sentuh bagian bahu saat berbicara atau bagian manapun asal sopan, untuk menunjukan bahwa kita ada bersama dan dekat dengan anak
• usahakan sejajar (berdiri sejajar dengan anak/berlutut).
• Katakan: apapun yang terjadi papa/mama tetap sayang sama kamu, kamu tetap jagoan papa/mama, dimata papa/mama kamulah yang paling cantik.


3. Kebutuhan untuk mengontrol:
• Jika memungkinkan, jika anda melihat anak anda perlu untuk melakukan sesuatu sendiri maka ijinkanlah. Sebenarnya itu adalah proses belajar untuk dirinya sendiri dan akan sangat bermanfaat dimasa dewasa.
• Harga diri anak akan semakin tinggi, jika kita rajin memberikan kontrol kepada anak, karena anak merasa mampu melakukan kegiatan tanpa bantuan. (tentunya kegiatan yang aman sesuai dengan kebijaksanaan orangtua)
• Luangkan waktu khusus untuk beraktivitas dan memberikan kontrol dan mengawasinya dengan kasih saying, misal : anak umur 2-3 tahun minta makan sendiri, pergi ke sekolah sendiri, dll.


Mantra Ajaib Untuk Mengubah Pasangan Hidup Anda

Setelah menghabiskan waktu berpacaran, bertunangan dan akhirnya menikah. Adakah hal baru yang kita ketahui dari pasangan kita? Ya, setelah hidup bersama biasanya kita mengenal pasangan kita lebih “asli” lagi. Dari kebiasaannya dan perilaku yang tidak kita ketahui pada saat berpacaran dan bertunangan. Proses ini wajar adanya, karena kita akan mengenali pasangan kita saat kita hidup bersama, dan melihat serta mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui saat belum hidup bersama.

Umumnya, strategi apa yang sering kita gunakan untuk mengajak kerjasama pasangan kita? Ada 4 cara klasik yang sering digunakan. 4 cara ini sering kita ulangi untuk membentuk atau membantu pasangan kita menjadi dirinya yang terbaik, tetapi cara ini adalah cikal bakal runtuhnya rumah tangga, lho? Ya cara ini, pada mulanya digunakan dengan motivasi untuk kebaikan, tetapi hasilnya bisa “blunder” bagi tiap pasangan.
Ke 4 cara itu adalah :

1. Menyalahkan dan Menuduh
Kenapa kamu selalu begitu? Ada apa denganmu sebenarnya? Bisakah kamu melakukan sesuatau dengan benar? Lagi-lagi kamu melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat! Masalahmu adalah kupingmu tidak berguna tau!
2. Memberi Label
Dasar pelupa, bawa karung saja kalo pergi-pergi! Dasar ceroboh, pelan dikit kenapa sih! Hei, tukang dandan, 5 menit ngga selesai aku tinggal!
3. Mengancam
Kamu sentuh HP ku lagi, kamu akan rasakan akibatnya! Habiskan atau kamu tidak sarapan lagi besok!
4. Menguliahi dan Memarahi
Kamu kira itu baik, jika aku sedang telepon sabar kan bisa. Aku kan ngga konsen, sudah gede masak kayak anak-anak gini saja mesti diajarin. Dulu pernah diajarin sopan santun kan? Kamu sudah ngerti kan, kalo kamu bangun kesiangan terus aku yang telat, makanya kalo malem itu tidur ngga usah nonton dvd sampe larut. Sapa yang rugi kalo gini terus?
 
Kita semua tahu ke 4 jurus diatas pasti berhasilnya jika digunakan dengan tepat terhadap pasangan kita, tapi sayangnya perilaku yang kita harapkan berubah tidak dapat bertahan lama. Tau kenapa? Karena semua dilakukan dengan terpaksa, dan bukan keinginan dari dalam pasangan kita (Inner Motivation), serta perilaku tersebut tidak terulang jika ada pasangan saja. Jika tidak ada pasangan kita maka perilaku lama tetap terjadi.

Apa yang terjadi jika ke 4 cara tersebut digunakan dengan dalih membantu pasangan menjadi pribadi yang baik? Hmm.. pribadi yang baik atau kita yang ngga bisa menerima pasangan kita apa adanya, sehingga dia kita paksa berubah sesuai keinginan kita?

Yah, suasana hati pasangan kita tentu penuh dengan emosi negatif. Sebab hal itu akan memunculkan perasaan–perasaan negatif, harga diri yang rendah, perasaan tidak mampu, tidak penting dan tidak berguna. Lalu, tanpa cinta dan penerimaan dari pasangan maka tidak lama lagi perilaku negatif atau situasi yang tidak kondusif akan terjadi.
Ada cara dengan pendekatan yang baru, bagaimana membuat pasangan Anda melakukan dengan senang hati apapun yang Anda inginkan dari perubahan dirinya, atau apapun demi pasangannya dengan senang hati.

Caranya adalah:

1. Membuat Pasangan Kita Merasa Penting

Semua orang dewasa ingin merasa penting dan ternyata jika memberi mereka kepercayaan dan tanggung jawab, untuk suatu tugas yang menantang pun mereka akan melakukan sesuatu dengan upaya terbaik. Penyebab pasangan kita rentan terhadap perubahan adalah adanya perasaan merasa mereka “kecil” dan tidak penting. Seakan akan mereka adalah pihak yang diinjak-injak, dijajah. Seolah-olah kalah dalam pertarungan.
Contoh: sayang, ini akan sangat membantu jika kamu membantu membersihkan kotoran ini, dan aku tau cuma kamu yang bisa kuandalkan.Honey, aku percaya kamu besok bisa tepat waktu diacara wisuda Doni ya, aku tahu kamu tidak ingin mengecewakan Doni bukan?

2. Bicarakan Perasaan Anda
Seringkali pasangan kita melakukan sesuatu yang salah karena mereka hanya memikirkan diri sendiri dan belum menyadari bahwa tindakan itu berdampak pada orang lain. Umumnya pasangan kita mencintai dan peduli dengan kita. Nah, ketika mereka menyadari betapa mereka telah menyakiti perasaan kita, mereka akan lebih bersedia bekerja sama.
Contoh: daripada mengatakan, Kamu itu gimana sih, kok pulsa telepon tiap bulan naik terus. Boros banget sih! sebaiknya mengatakan, aku yang merasa cemas dan takut, jika biaya bulanan kita selalu terpotong untuk membayar pulsa teleponmu.

3. Jelaskan Masalahnya
Dengan menjelaskan masalahnya pada pasangan kita, justru kita tidak sedang menyerang mereka. Justru kita member kesempatan kepada dirinya untuk berpikir tentang tindakan yang telah dilakukannya. Dengan demikian, pasangan kita akan melakukan suatu kebiasaan baru untuk menyelesaikan masalah.
Contoh: daripada mengatakan, Kamu itu dengar kan, anjing peliharaanmu berisik. Mau menunggu sampai dia mati? Kamu sudah janji mau merawat peliharaanmu itu kan? sebaiknya mengatakan: Say, kelihatannya puppy laper tuh.
4. Memberikan Pilihan
 
Pada umumnya manusia tidak senang dikendalikan (disuruh-suruh), karena ini mengganggu kebutuhan emosional mereka dalam hal kebebasan. Ketika pasangan kita tidak diberi kebebasan maka ada kecenderungan berontak atau tidak peduli. Dengan memberikan pilihan dan memberikan kekuasaan untuk memilih kepada pasangan kita maka mereka akan lebih kuat dalam melakukan sesuatu atau komitmen pasangan kita jauh lebih kuat untuk melakukan sesuatu yang baru. Trik ini untuk memberitahu mereka tentang konsekuensi pilihan pasangan kita dan itu terserah kepada pasangan kita (membuat mereka merasa penting) untuk membuat pilihan yang tepat.
Contoh: daripada mengatakan, Cepat selesaikan tugas-tugasmu, kita mau pergi kapan jika menunggumu kerja terus!!! sebaiknya mengatakan, Kapan tugasmu selesai? Kasihan Doni yang sudah berharap agar dia bisa pergi bersama kita. Aku akan menjadwal ulang kepergian kita dengan saudaraku saja jika hal ini terulang lagi, Linda anak kakakku akan menjadi teman yang baik bagi Doni, jika kamu memilih lambat menyelesaikan pekerjaanmu.
Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat untuk membantu kita semua untuk mewujudkan pasangan yang ideal dan keluarga yang harmonis, serta mudah sekali mencintai pasangan kita jika kita tahu caranya. Bagikan cara ini pada rekan dan orang-orang terdekat anda, sehingga kita hidup dilingkungan yang lebih baik dan harmonis.

Kenapa Anak Tidak Mendengarkan Orangtua?

Salah satu pertanyaan yang paling umum yang sering ditanyakan kepada saya adalah “kenapa anak sewaktu kecil kalau dibilangin nurut tetapi saat ini dia selalu membandel kalo dibilangin dan lebih nurut sama teman-temannya?” Keluh seorang ibu yang memiliki anak yang telah remaja dan banyak pertanyaan sejenis yang dilontarkan saat saya selesai memberikan pelatihan di berbagai tempat.


Alasan saya menulis artikel ini adalah memudahkan orangtua berkomunikasi dengan anaknya dan dapat berbagi keceriaan dengan sangat mudah. Ya, tentu yang bertanya seperti itu hampir sebagian besar adalah “orangtua yang haus kasih sayang anak bukan?” Lha, ngga kebalik? (hayo.. yang baca dan merasa, silahkan jujur..) Coba rasakan, apa sih rasanya ngomong tapi dicuekin sama orang terdekat kita (anak)? Jengkel, marah, sebel? Itu artinya ada yang berbuat tidak adil terhadap kita. Kenapa? Karena kita mengharapkan timbal balik dari apa yang selama ini kita lakukan, merasa punya otoritas tapi tidak bisa kepake, dan lain-lain. Nah saat anak mendengarkan dan menuruti apa yang kita katakan maka perasaan cinta dan sayang kita tumbuh bukan? Nah jadi, banyak dong orangtua yang haus akan kasih saying anak. Kita akan belajar dari 1 pertanyaan diatas, dan aspek apa yang dibutuhkan agar komunikasi antara orangtua dan anak terjalin dengan baik.


Secara umum ada 2 aspek yang akan saya bahas. Yang pertama adalah aspek emosi anak. Penyebab anak lebih mudah dipengaruhi, nurut dan berkomitmen kuat dengan temannya adalah adanya perasaan diterima. Ketika bersama dengan teman-temannya mereka merasa bagian dari kelompok, agar diterima dalam kelompok, mereka akan menuruti apapun yang dikatakan teman-teman mereka, walaupun tidak masuk akal atau merusak. Termasuk dengan berani merokok atau menganggu teman mereka yang lain. Dengan cara itu mereka akan dikagumi dengan cara yang salah, oleh kelompok atau geng mereka sendiri. Menjadi keren dan terlihat hebat adalah hal yang sangat penting bagi remaja, karena dorongan mereka terkuat saat itu adalah merasa penting dan adanya pengakuan.


Disisi lain, banyak anak tidak suka mendengar orangtua karena orangtua mereka cenderung mendikte. Jadi dalam pikiran anak, mereka merasa dengan mendengarkan orangtua berarti mereka kalah dan orangtua menang. Mereka merasa tidak penting dengan melakukan apa yang dikatakan oleh orangtua dan dengan membangkang maka mereka merasa lebih penting karena sudah memenangkan pertarungan.


Setelah saya mempelajari dari kasus-kasus klien saya, maka saya mengetahui bahwa anak yang berprestasi disekolah, yang memiliki percaya diri, tidak mudah terpengaruh oleh teman sebaya adalah anak yang diterima, dicintai dan diakui oleh orangtuanya. Saat dirumah semuanya sudah terpenuhi, maka mereka tidak perlu mencari-cari pengakuan diluar sana.


Hal yang perlukan untuk memperbaiki komunikasi kita dengan anak adalah :

1. Gunakan kata “Minta” saat kita membutuhkan anak melakukan sesuatu. Dengan menggunakan kata minta artinya kita menghargai anak, misalnya akan sangat berbeda saat kita menyuruh pembantu dirumah membuka pintu, dengan saat kita minta mertua kita untuk membukakan pintu, Anda tentu paham dengan maksud saya. Anak juga ingin dihargai dan diakui dan ini sangat penting.


2. Pastikan selalu menatap matanya saat kita berkomunikasi dengan anak, mata menunjukan keseriusan dan menghargai lawan bicara. Membuat anak merasa penting dan diakui.


3. Jadilah pendengar yang baik jika anak sedang berbicara. Dengan mendengar saja, anak sudah merasa orangtuanya adalah orang yang mau mengerti akan dirinya, walaupun Anda belum memberikan solusi. Perlu diperhatikan, jika kita ingin memberi solusi, kita perlu bertanya dahulu. “Bolehkan Ayah / Ibu membantu kamu, atau kamu akan mengatasinya sendiri?” Dengan demikian anak akan merasa penting, diakui dan merasa dipercaya oleh orangtuanya. Hanya mendengar anak berbicara maka kita sudah membantu anak tersebut melepas beban emosinya yang mengganggu dan tentunya akan lebih mengganggu lagi jika tidak dikeluarkan. Dan saat orangtua mampu mengambil tugas ini dengan baik, maka dijamin anak kita tidak akan mencari “cinta” diluar sana, karena sudah ada yang mengerti dan mencintai dia.


4. Cintai anak dengan caranya dia menintai. Kita orang tua yang paling mengerti anak kita bukan? Nah, tentunya Anda tahu bagai mana cara anak kita memperlakukan seseorang dengan sayang, bisa kepada adik, dengan Ayahnya atau Ibunya, nenek, saudara sepupu atau temannya. Perhatikan, apa dia memberikan perhatian berlebih, apa dia suka memberikan sentuhan, suka memberikan hadiah, dan lain-lain. Itu adalah senjata pemungkas orangtua, ya dengan cara yang sama kita belajar mencintai dia dengan caranya, bukan cara kita orangtua. Mungkin kita orangtua senang dan merasa dicintai dengan cara dipeluk, tapi anak tidak suka dipeluk. Gunakan dan pelajari gaya dia memberikan kasih sayang, untuk memberikan cinta sepenuh.


Aspek berikutnya adalah, cara bekomunikasi berdasarkan mekanisme pikiran manusia. Pikiran manusia selalu memproses informasi yang dominan. Maksudnya, pikiran manusia tidak mengenal kata “tidak, jangan atau apapun kalimat negatif”. Seandainya saya meminta Anda membayangkan buah apel apa yang ada dalam pikiran Anda? Gambar buah apel bukan? Nah sekarang saya tidak ingin dan jangan coba-coba Anda membayangkan sebuah apel, nah sekarang apa yang terjadi? Apelnya tetep muncul bukan? Padahal saya sudah menginstruksikan larangan kepada Anda.

Itulah sifat pikiran dia tidak bisa menerima kalimat negatif untuk diproses dalam pikiran. Inilah maksud dari pikiran hanya memproses informasi yang bersifat dominan. Nah, bagaimana cara kita berkomunikasi dengan anak? Banyak menggunakan larangan yang kemudian dilanggar? Kini kita sudah tahu bagaimana menggunakan aturan berkomunikasi bukan?


Gunakan Direct Communication, maksudnya apa yang Anda inginkan, utarakan langsung. Contoh: “kamu tidak boleh pulang malam” sebaiknya mengatakan “kamu harus pulang jam 7 malam ya”. “Besok tidak boleh lupa membawa tugas sekolah” sebaiknya mengatakan “besok tugas sekolah dibawa dan serahkan kepada guru”

Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua.

Cara Terbaik Mengendalikan Anak

Banyak orangtua dan guru yang mengikuti seminar saya berkomentar “Oke, teknik yang Anda berikan untuk mengatasi problematika anak sangat bagus. Tapi, saya tidak yakin bisa menerapkan apa yang telah Anda ajarkan” lalu tanya saya “Apa sebabnya?”, “Pertama saya tidak disukai anak, berikutnya bagaimana mengkomunikasikan pada mereka ?”.
Jelas ini adalah masalah, tapi tenang ada cara bagaimana mengendalikan perilaku anak. Tapi sabar dahulu sebab ada bagian yang harus Anda pahami dahulu.
Banyak dari orangtua dan guru bertanya dalam pikiran mereka sendiri :
  • Mengapa anak saya tidak peduli dengan masa depannya?
  • Mengapa mereka melakukan hal-hal yang tidak masuk akal (guru dan orangtua)
  • Mengapa mereka tidak mau mendengarkan walupun sudah diingatkan berkali-kali?
  • Mengapa anak saya membiarkan dirinya dipengaruhi oleh hal-hal negatif dari teman-temannya yang tidak berguna?

Nah, pertanyaan utama : bagaimana mengendalikan perilaku dan pemikiran mereka?
Jawabanya adalah EMOSI mereka. Emosi sangat menguasai logika berpikir mereka anak-anak dan remaja. Remaja dan anak-anak jauh lebih banyak didorong oleh perasaan mereka daripada pemikiran yang baik untuk mereka. Dengan mengetahui hal ini, maka sia-sia upaya kita mengkuliahi mereka seharian. Membombardir pikiran mereka dengan nasehat positif, menjadikan diri kita motivator dadakan didepan mereka tidak akan mempan. Justru membuat anak bertambah “sebal” dengan kelakuan kita. komentar atau nasihat seperti : “kamu harus giat belajar”, “jangan buang waktumu dengan bermain terus”, “jaga kebersihan dikamarmu”, kecuali bila kita sudah terlebih dahulu mengenali perasaan mereka. 


Dalam kondisi emosi yang negatif seorang anak tidak dapat menerima input dan nasehat bahkan titah sekalipun yang dapat mengubah perilaku mereka. Berbeda hasilnya jika kita mampu mengerti dan mengenali perasaan emosi mereka terlebih dahulu maka mereka akan terbuka dan mendengarkan saran logis dari kita. Anak –anak dan remaja akan melakukan sesuatu jika membuat mereka merasa nyaman atau enak di rasanya atau hatinya.


Sebelum melangkah lebih jauh, kita akan belajar bersama, bagaimana reaksi kita dalam menghadapi masalah anak. Seringkali jika ada masalah maka yang ada dibenak kepala kita umumnya ada 3 hal, yaitu :
  1. Memberi Nasihat, misal: “saya tadi berkelahi dengan Agus, disekolah”, respon kita pada umumnya “apa-apaan kamu ini sekolah bukan tempat belajar jadi tukang berantem, hanya penjahat yang menyelesaikan masalah dengan berantem”
  2. Menginterogasi, misal: “Hp saya hilang di sekolah” respon kita pada umumnya “kamu yakin bukan kamu sendiri yang menghilangkan? Yakin kamu tidak lupa, coba diingat kembali”
  3. Menyalahkan dan menuduh, misal: “tadi Edo dihukum karena tidak mengerjakan PR” respon kita pada umumnya “dasar anak malas, mulai hari ini kamu harus lebih disiplin dan perhatikan tugas disekolah”.

Setelah melihat ketiga contoh diatas, tidak ada satu ruang pun untuk mengakui perasaan atau emosi anak, betul? Seringkali kita ini hanya memberikan masukan tanpa mau mendengar apa yang sebenarnya terjadi (lebih tepatnya perasaan apa yang terjadi pada diri anak kita). Ketika emosi seorang anak diabaikan mereka akan lebih marah dan benci. Selama ini mereka berada dalam keadaan emosi negatif, semua nasihat-nasihat maksud baik kita tidak akan digubris, malah akan di “gubrak”.


Cara terbaik untuk mengendalikan anak kita adalah, mengakui emosinya (kenali emosinya) dan beri mereka kekuatan untuk menemukan solusi atas masalah mereka sendiri. Caranya adalah:


1. Dengarkan mereka 100%, tatap matanya dengan tatapan datar atau sayang. (Berikan perhatian dan pengakuan)
Terkadang yang dibutuhkan anak hanya didengar saja, bukan solusinya. Hanya memberikan perhatian 100% kita bisa terkejut, ternyata anak mau terbuka dan mau berbagi pikiran dan perasaan. Hanya dengan berkata “hmm.. okay, begitu ya.. lalu..” Walau nampaknya sederhana, jujur ini sulit bagi kita orangtua yang terbiasa mau ambil jalur cepat alias memberikan solusi dan menyelesaikan masalah. Ketika hal itu kita lakukan, anak akan menutup diri dan menghindar bicara kepada kita. Anak hanya akan meyatakan pikiran dan perasaan yang sejujurnya tanpa takut dihakimi.
Ketika kita biarkan anak mengungkap emosi dan pikirannya dengan bebas (saat kita ada untuk memberi dukungan emosional), kita akan melihat mereka dapat menemukan solusi sendiri untuk permasalahan mereka. Kelebihan lainnya dari pendekatan ini adalah anak akan mengembangkan rasa percaya diri untuk berpikir bagi dirinya sendiri dan menghadapi tantangan – tantangan hidup.
Misal : “saya tadi berkelahi dengan Agus, disekolah”, respon kita “apa yang terjadi? Lukamu pasti sakit sekali yah.. oh, okay”


2. Mengenali dan mengambarkan emosi.
Perlu bagi kita sesaat untuk mempelajari makna dari emosi, karena ini penting bagi kita untuk bisa mencerminkan emosi anak dan mengerti dengan pasti apa yang mereka rasakan. Dengan dimengertinya perasaan mereka, maka mudah bagi mereka untuk terbuka dan bicara tentang masalah mereka. Berikut adalah emosi yang umumnya dialami oleh manusia.
Nama Emosi dan Makna-nya :
  1. Marah – Merasakan adanya ketidakadilan
  2. Rasa bersalah – Kita merasa tidak adil terhadap orang lain
  3. Takut - Kita diharapkan antisipasi karena sesuatum yang tak diinginkan bisa saja terjadi
  4. Frustrasi – Melakukan sesuatu berulangkali dan hasilnya tak sesuai harapan artinya kita harus cari cara lain
  5. Kecewa – Apa yang diinginkan tidak bisa terwujud
  6. Sedih – Kehilangan sesuatu yang dirasa berharga
  7. Kesepian – Kebutuhan akan relasi yang bermakna bukan hanya sekedar berteman
  8. Rasa tidak mampu – Kebutuhan untuk belajar sesuatu karena ada sesuatu yang tak bisa dilakukan dengan baik
  9. Rasa bosan – Kebutuhan untuk bertumbuh dan mendapatkan tantangan baru
  10. Stress – Sesuatu yang terlalu menyakitkan dan harus segera dihentikan
  11. Depresi - Sesuatu yang terlalu menyakitkan dan harus segera dihentikan

Baiklah kita mulai dengan satu kasus, jika anak Anda datang kepada Anda dan berkata “Joni tidak mau bermain bola dengan ku” apa jawab Anda? “Sini main sama papa/mama, maen sama yang lain saja ya atau ya sudah.. maen sendiri saja”. Ketiga jawaban ini sekilas adalah jawaban klasik, dan memang dibenarkan karena sering dipakai. Pertanyaan saya ada Emosi apa dibalik kata-kata anak tersebut? Betul!! KECEWA, KESEPIAN, nah kalau begitu responnya bagaimana? “Hmm.. nak kamu pengen banget ya maen sama Joni?” atau “Hmm.. kamu kesepian yah, pengen main ya?” lalu tunggu responnya, biasanya anak akan bercerita panjang lebar, kemudian solusi sebaiknya diserahkan kepada anak, caranya “lalu apa yang bisa Papa/Mama bantu buat kamu? Mau maen sama Papa/Mama? Atau ada ide lain?” Biarkan anak memilih solusi terbaik bagi dirinya. Hafalkan tabel diatas dan gunakan untuk berkomunikasi dengan anak, pahami seiap kasus yang dialami anak.


Dengan turut mengerti perasaan emosi anak dan membiarkan menemukan solusi masalahnya sendiri maka anak akan merasa dipahami dan nyaman. Serta akan tumbuh rasa percaya diri dilingkungan yang menghargai dia. Dan berikutnya akan mudah bagi anak untuk terbuka terhadap orangtuanya, dan sikap saling percaya antara orangtua dan anak akan terbentuk dengan baik.


Sampai kini, kita telah belajar bagaimana caranya agar anak terbuka dan percaya pada kita, betul? Berikutnya bagaimana caranya mengarahkan? Caranya setelah kita mendengar dan mengerti perasaan dan emosi anak, serta menanyakan solusi terbaik menurut anak (jika anak sudah mampu berpikir untuk solusi) tanyakan “bolehkah Papa/Mama usul?” setelah ada ijin dari anak maka berikan masukan yang Anda rasa paling mujarab. Terkadang cara pandang anak tidak sama dengan orangtua, kita tahu jika anak memilih solusi yang kurang tepat (menurut orangtua) dengan nilai, norma yang berlaku di lingkungan sosial maka kita bisa “menggiringnya” dengan mudah karena langkah 1 dan 2 sudah dilakukan. Tentunya dengan model komunikasi yang sopan dan tetap menghargai anak.


Pintu gerbang kekerasan hati anak akan terbuka lebar saat kita mau menerima dan mengerti anak kita, dan anak akan mempersilahkan kita masuk dan bertamu didalam lubuk hatinya yang paling dalam. Ditempat itulah kita dapat meletakan pesan, arahan dan masukan positif bagi kebaikan masa depan anak.


Saya paham cara ini butuh waktu, semua solusi cerdas untuk meningkatkan kualitas keluarga butuh waktu. Ada namanya “waktu tunggu” untuk suatu hasil yang istimewa. Masakan yang enak dan sehat butuh waktu dan proses didapur, tidak sekian detik jadi. Nah kualitas apa yang kita mau untuk keluarga kita?


Salam..