Tentunya Anda sudah seringkali dan cukup familiar dengan apa yang dikatakan sebagai saingan terbesar IQ (kecerdasan akal), yaitu EQ (kecerdasan emosi). IQ tinggi yang dimiliki oleh seseorang, tidak akan berkembang dengan baik dalam kehidupan sosialnya apabila tidak didukung juga dengan EQ yang bagus.
Begitu juga halnya dengan buah hati Anda. Jika Anda tidak yakin mengapa EQ menjadi sebegitu pentingnya bagi perkembangan dan kehidupan anak, coba lihat sekeliling Anda. Pernahkah Anda menemui orang yang sebegitu pandainya tetapi dalam kehidupan social ia justru tampak jauh tertinggal. Jangankan teman baik ataupun membangun relasi dan network, untuk berinteraksi dengan orang lain pun sepertinya adalah hal yang aneh baginya. Sayangkan, kepandaiannya menjadi sia-sia belaka.
Sebagai orang tua, toh Anda perlu sadari bahwa jika si anak cukup cerdas emosinya, maka kemungkinan ia untuk hidup bahagia dan sukses akan terus meningkat. Kami ingin berbagi beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan emosi si buyung dan si upik kesayangan Anda…
Beri contoh teladan
Anak sudah pasti akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Mereka mencontoh cara Anda menghadapi dan menyelesaikan permasalahan, melihat apakah Anda bisa menyadari apa yang ANda rasakan dan seperti apa reaksi Anda terhadap perasaan orang lain.
Anak sudah pasti akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Mereka mencontoh cara Anda menghadapi dan menyelesaikan permasalahan, melihat apakah Anda bisa menyadari apa yang ANda rasakan dan seperti apa reaksi Anda terhadap perasaan orang lain.
Jangan ragu berkata TIDAK
Tidak semua keinginan anak harus dipenuhi. Mengucapkan kata tidak atau menolak apa yang diminya olehnya akan membuat ia belajar ntuk mengatasi kekecewaan dan mengontrol emosinya sendiri. Kebiasaan mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah tidak akan membuatnya bahagia, malah akan membuatnya lemah dan manja. Tapi ingat, jangan berlebihan dan terlalu pelit untuk bilang IYA.
Tidak semua keinginan anak harus dipenuhi. Mengucapkan kata tidak atau menolak apa yang diminya olehnya akan membuat ia belajar ntuk mengatasi kekecewaan dan mengontrol emosinya sendiri. Kebiasaan mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah tidak akan membuatnya bahagia, malah akan membuatnya lemah dan manja. Tapi ingat, jangan berlebihan dan terlalu pelit untuk bilang IYA.
Ajari tanggung jawab
Ajari si kecil untuk bertanggung jawab sejak dini. ANak yang terbiasa melaksanakan tugas rumah tangga sejak dini akan cenderung lebih bahagia dan sukses saat dewasa. Ini dikarenakan ia telah dibiasakan untuk menyadari keberadaan dan perannya yang sangat pentig dalam keluarga. Si kecil juga perlu mendapatkan penghargaan setimpal dengan apa yang sudah susah payah dilakukannya.
Ajari si kecil untuk bertanggung jawab sejak dini. ANak yang terbiasa melaksanakan tugas rumah tangga sejak dini akan cenderung lebih bahagia dan sukses saat dewasa. Ini dikarenakan ia telah dibiasakan untuk menyadari keberadaan dan perannya yang sangat pentig dalam keluarga. Si kecil juga perlu mendapatkan penghargaan setimpal dengan apa yang sudah susah payah dilakukannya.
Awas pengaruh media
Jangan biarkan buah hati Anda dibesarkan dan diatur oleh media. Biarkan ia bermain dengan bebas, dan jangan biarkan ia menghabiskan lebih banyak waktunya di depan layer televisi atau computer. Justru dengan bermain dengan bebas di luar bersama teman-temannya, ia akan mengembangkan ketrampilannya menyelesaikan masalah dan kreativitasnya dengan baik.
Jangan biarkan buah hati Anda dibesarkan dan diatur oleh media. Biarkan ia bermain dengan bebas, dan jangan biarkan ia menghabiskan lebih banyak waktunya di depan layer televisi atau computer. Justru dengan bermain dengan bebas di luar bersama teman-temannya, ia akan mengembangkan ketrampilannya menyelesaikan masalah dan kreativitasnya dengan baik.
Jangan hanya menjadi ‘juri’
Belajarlah untuk mengenali perasaan tanpa harus memberikan penilaian. Misalnya, jika anak menangis, tanyakan padanya mengapa merasa sedih. Ini akan lebih efektif dibanding dengan menyuruhnya berhenti menangis. Justru dengan menekan apa yang dirasakannya malah akan membuat perasaan tersebut terpendam dan mengerak.
Belajarlah untuk mengenali perasaan tanpa harus memberikan penilaian. Misalnya, jika anak menangis, tanyakan padanya mengapa merasa sedih. Ini akan lebih efektif dibanding dengan menyuruhnya berhenti menangis. Justru dengan menekan apa yang dirasakannya malah akan membuat perasaan tersebut terpendam dan mengerak.
Pandangan positif
Apa yang Anda pikirkan adalah apa yang nantinya akan terwujud nyata. Jangan anggap buah hati Anda sebagai masalah. Bila iya, maka keluarga Anda juga akan menemui banyak masalah. Jangan berpikiran negativf bahwa ia adalah sosok yang nakal, karena ia akan menjadi seperti yang ada dalam pikiran Anda nantinya. Kembangkan kecerdasan si kecil dengan menganggapnya dan berpikiran positif bahwa ia adalah sosok yang luar biasa dan mampu mengatasi masalahnya.
Good luck!
Apa yang Anda pikirkan adalah apa yang nantinya akan terwujud nyata. Jangan anggap buah hati Anda sebagai masalah. Bila iya, maka keluarga Anda juga akan menemui banyak masalah. Jangan berpikiran negativf bahwa ia adalah sosok yang nakal, karena ia akan menjadi seperti yang ada dalam pikiran Anda nantinya. Kembangkan kecerdasan si kecil dengan menganggapnya dan berpikiran positif bahwa ia adalah sosok yang luar biasa dan mampu mengatasi masalahnya.
Good luck!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar