Washington (voa-Islam.com) Siapa pun yang menjadi penghuni Gedung Putih, tak peduli dari Republik atau Demokrat, pasti akan menjaga, mellindugi, dan mendukung rezim haus darah Zionis-Israel.
Tidak ada satupun penghuni Gedung Putih, yang memiliki hati-nurani, dan mau memberikan hak-hak syah rakyat Palestina. Semua penghuni Gedung Putih akan terus menolak setiap inisiatif yang memberikan hak-hak syah rakyat Palestina.
Rakyat Palestina tidak akan pernah mendapatkan kemerdekaan, tanpa harus perang dan berjihad melawan Zionis-Israel. Tidak akan perundingan lembaga apapun, termasuk lembaga multilateral seperti PBB, mau memberikan hak-hak syah rakyat Palestina, kemerdekaan.
Begitu pula ketika berkecamuk perang dan pembantaian berulang kali, yang terjadi terhadap rakyat Palestina, seperti yang paling dahsyat di Sabra dan Shatila (1982), serta agresi militer Zionis-Israel ke Gaza (2008), serta berbagai pembantaian dan pembunuhan tokoh-tokoh Palestina, termasuk terhadap Yasser Arafat, Washington tetap berada di balik terhadap rezim Zionis-Israel.
Amerika Serikat semenjak lahirnya entitas politik Zionis-Israel menjadi sebuah negara (1948), dan memang itu merupakan hasil rekayasa Barat (Amerika dan Eropa), maka semenjak itu pula, tak pernah sela dukungan Gedung Putih kepada rezim Zionis-Israel. Maka, sejatinya pembebasan Palestina dan Masjidil Aqsha hanyalah dengan jihad qital. Tidak ada cara lain, selain jihad qital melawan rezim yang harus darah Zionis-Israel.
Jangan pernah berharap Amerika Serikat dan Eropa bermurah hati, memberikan dukungan kepada rakyat Palestina mendapatkan hak-hak syah mereka menghadapi Zionis-Israel.Karena, semua pusat pemerintahan di Amerika dan Eropa sudah menjadi perpanjangan tangan dari rezim Zionis.
Hal ini seperti diungkapkan oleh Presiden AS Barack Obama, ketka menanggapi agresi militer Zionis-Israel ke Gaza, Obama mengatakan mendukung sepenuhnya mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri. Justeru Obama menyerukan Hamas mengakhiri serangan rudal ke Israel oleh Hamas, ungkap Obama dalam kunjungan di Thailand, Minggu."Tidak ada negara di dunia ini yang akan mentolerir serangan rudal yang menghujani warganya dari luar perbatasan," katanya. "Kami sepenuhnya mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri."
Pasukan Israel menyerang Gaza dengan dalih ingin menghentikan serangan roket Hamas, tetapi serangan rudal Hamas itu, jauh sebelumnya dilakukan oleh Zionis-Israel ke wilayah Gaza. Tidak ada yang dapat dipercaya dari mulut para pemimpin Zionis. Perang dan jihad qital harus terus dilancarkan terhadap Zionis-Isrel, tanpa harus berunding lagi.
Pasukan Israel menyerang Gaza dengan dalih ingin menghentikan serangan roket Hamas, tetapi serangan rudal Hamas itu, jauh sebelumnya dilakukan oleh Zionis-Israel ke wilayah Gaza. Tidak ada yang dapat dipercaya dari mulut para pemimpin Zionis. Perang dan jihad qital harus terus dilancarkan terhadap Zionis-Isrel, tanpa harus berunding lagi.
Siapapun Presiden Amerika Tak Pernah Berpihak Rakyat Palestina
Siapapun yang menduduki Gedung Putih, tak akan pernah berempati dan memihak kepada rakyat Palestina. Mereka pasti lebih menjaga kepentingan Zionis-Israel.Karena Gedung Putih itu, tak lain kantor lain dari Perdana Menteri Israel.
Maka, Obama yang mendapat simpati begitu besar sebagian dari Muslim, dan menganggap tokoh yang lebih moderat, dan akan mau membantu menciptakan keadilan bagi rakyat Palestina, ternyata semuanya itu hanyalah nol besar. Obama dalam kasus Palestina, tetap mempertahankan sikapnya yang terang-terangan memihak kepada kepentingan Zionis-Israel.
Kemudian, seperti diketahui, Presiden AS Barack Obama mengatakan kepada Mahmud Abbas bahwa pemerintahannya menentang tawaran Palestina untuk masuk dalam keanggotaan PBB, ujar urubicara pemimpin Palestina , Minggu.
"Ada percakapan telepon yang panjang antara Presiden Mahmud Abbas dan Barack Obama," kata Nabil Abu Rudeina kepada AFP. "Obama menyatakan Amerika Serikat oposisi terhadap keputusan Palestina yang ingin menjadi anggota di Majelis Umum PBB."
Abbas menjelaskan "Alasan dan motif keputusan Palestina untuk menjadi anggota PBB ... termasuk aktivitas (Yahudi) pemukiman lanjutan dan agresi Israel terhadap warga dan harta benda, "kata Abu Rudeina.
Israel dan Amerika Serikat keduanya menentang rencana Palestina, dan menegaskan sebuah negara Palestina hanya dapat dicapai dari hasil perundingan damai, yang telah ditangguhkan selama dua tahun terakhir, dan negara merdeka dari hasil perundingan itu, tak pernah ada dan terjadi.
Wakil Israel di PBB, hari Selasa, mengatakan bahwa bersiap-siap untuk melawan tawaran Palestina untuk menjadi anggota PBB ditingkatkan akhir bulan ini, ujar seorang juru bicara Israel kementerian luar negeri kepada AFP.
Komentar itu melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman bulan lalu berjanji menjamin akan "gagal" nya Otoritas Palestina, jika tawaran untuk meningkatkan status di Majelis Umum terus maju.
"Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman menyelenggarakan pertemuan darurat dengan 27 Israel duta di Eropa minggu ini di Wina," untuk membahas tawaran Palestina, ungkap jurubicara kementerian luar negeri Yigal Palmor kepada AFP.
"Para duta akan berusaha untuk menentukan langkah diplomatik dengan Eropa dimaksudkan untuk melawan inisiatif Palestina, seperti yang diinginkan oleh Lieberman yang berkunjung ke Wina," tambahnya.
Rancangan resolusi, yang bisa dimasukkan ke pemungutan suara di Umum 193-bangsa PBB Majelis, juga menegaskan kembali komitmen Otoritas Palestina untuk "solusi dua negara" di mana Israel dan negara Palestina merdeka akan hidup berdampingan dalam damai.
Jika disetujui, resolusi itu akan "memberikan kepada Status Negara Palestina sebagao Observer dalam sistem PBB, tanpa mengurangi, hak memperoleh hak dan peran dari Organisasi Pembebasan Palestina sebagai wakil dari rakyat Palestina," menurut sebuah rancangan yang diperoleh oleh Reuters . Tapi, lagi-lagi Amerika Serikat menolak. Dasar Amerika budak Zionis.
"Ada percakapan telepon yang panjang antara Presiden Mahmud Abbas dan Barack Obama," kata Nabil Abu Rudeina kepada AFP. "Obama menyatakan Amerika Serikat oposisi terhadap keputusan Palestina yang ingin menjadi anggota di Majelis Umum PBB."
Abbas menjelaskan "Alasan dan motif keputusan Palestina untuk menjadi anggota PBB ... termasuk aktivitas (Yahudi) pemukiman lanjutan dan agresi Israel terhadap warga dan harta benda, "kata Abu Rudeina.
Israel dan Amerika Serikat keduanya menentang rencana Palestina, dan menegaskan sebuah negara Palestina hanya dapat dicapai dari hasil perundingan damai, yang telah ditangguhkan selama dua tahun terakhir, dan negara merdeka dari hasil perundingan itu, tak pernah ada dan terjadi.
Wakil Israel di PBB, hari Selasa, mengatakan bahwa bersiap-siap untuk melawan tawaran Palestina untuk menjadi anggota PBB ditingkatkan akhir bulan ini, ujar seorang juru bicara Israel kementerian luar negeri kepada AFP.
Komentar itu melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman bulan lalu berjanji menjamin akan "gagal" nya Otoritas Palestina, jika tawaran untuk meningkatkan status di Majelis Umum terus maju.
"Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman menyelenggarakan pertemuan darurat dengan 27 Israel duta di Eropa minggu ini di Wina," untuk membahas tawaran Palestina, ungkap jurubicara kementerian luar negeri Yigal Palmor kepada AFP.
"Para duta akan berusaha untuk menentukan langkah diplomatik dengan Eropa dimaksudkan untuk melawan inisiatif Palestina, seperti yang diinginkan oleh Lieberman yang berkunjung ke Wina," tambahnya.
Rancangan resolusi, yang bisa dimasukkan ke pemungutan suara di Umum 193-bangsa PBB Majelis, juga menegaskan kembali komitmen Otoritas Palestina untuk "solusi dua negara" di mana Israel dan negara Palestina merdeka akan hidup berdampingan dalam damai.
Jika disetujui, resolusi itu akan "memberikan kepada Status Negara Palestina sebagao Observer dalam sistem PBB, tanpa mengurangi, hak memperoleh hak dan peran dari Organisasi Pembebasan Palestina sebagai wakil dari rakyat Palestina," menurut sebuah rancangan yang diperoleh oleh Reuters . Tapi, lagi-lagi Amerika Serikat menolak. Dasar Amerika budak Zionis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar