Inti dari bisnis itu adalah penawaran, sebagus apapun produk Anda, tanpa penawaran tentu tak akan ada yang mau membelinya. Itulah logika sederhana tentang bagaimana bisnis dijalankan. Dan parahnya, ternyata banyak yang justru meremehkan.
Kali ini sebagai pelajaran, saya ingin mengangkat profesi pedagang asongan yang biasanya ada di terminal. Pernahkah Anda menghitung berapa kata yang diucapkan dalam sehari oleh pedagang asongan untuk menawarkan dagangannya? Pernahkah Anda juga menghitung dari kata-kata penawaran yang ucapkan pada setiap orang, berapa barang yang berhasil dia jual?
Hehehe…kurang kerjaan banget ya, pake menghitung berapa kata yang dikeluarkan dan berapa barang yang terjual. Tapi dari sinilah inti pelajaran yang ingin saya sampaikan. Kalau kita ambil rata-rata, mungkin kata-kata penawaran yang diteriakkan pedangan asongan bisa mencapai ratusan bahkan ribuan dalam sehari. Tahukan Anda berapa yang laku? Hanya puluhan!
Bicara keras menawarkan ratusan hingga ribuan kali tapi yang laku hanya puluhan saja, pantaskah? Itulah yang dinamakan penawaran! Rugikah pedagang asongan dengan kondisi ini? Kalau rugi nggak ada lagi pedagang asongan dong. Justru harus seperti itulah penawaran yang benar, terus menawarkan dan menawarkan tanpa mengenal lelah…..
Lalu mengapa penawaran pedagang asongan pasti laku? Jawabannya karena mereka menawarkan dagangannya pada situasi dan kondisi yang tepat dengan dagangannya. Coba Anda perhatikan, pedagang asongan di bis, pasti menawarkan apa yang dibutuhkan orang-orang di bis. Begitu pula pedagang asongan saat di pasar malam, atau ditempat rekreasi. Pasti apa yang dijual sesuai dengan kebutuhan calon pembeli atau target pasarnya. Dengan cara ini pasti KEMUNGKINAN DIBELI TINGGI…..
Terakhir, pedagang asongan terutama di bis yang pernah saya ketahui, rupanya selalu menggunakan strategi-stretagi yang bagus. Saya pernah naik bis, ada seorang pedagang asongan yang mengemas beberapa jenis makanan kecil jadi 1 kemasan. Kemudian menjualnya dengan satu harga paket. Akhirnya banyak yang beli karena kalau beli satu persatu barang tadi harganya malah lebih mahal.
Jika dulu pedagang asongan menawarkan barangnya dominan dengan kata-kata, beberapa tahun terakhir pedagang asongan di bis banyak yang menerapkan strategi sentuhan. Artinya, barang dagangannya langsung ditaruh dipangkuan penumpang. Tujuannya agar penumpang bisa melihat, menyentuh, dan akhirnya tertarik.
Inti pelajaran yang kita dapat dari pedagang asongan untuk strategi pemasaran:
- Jangan pernah lelah dan berhenti melakukan penawaran. Karena seperti saya tulis di awal, inti bisnis adalah penawaran. Tanpa penawaran tidak akan ada orang yang beli produk kita.
- Tawarkan produk pada calon pembeli yang tepat. Kepada calon pembeli yang benar-benar membutuhkan produk kita, sehingga kemungkinan dibeli tinggi.
- Selalu perbarui strategi penawaran agar penawaran kita lebih bagus hasilnya. Evaluasi dan revisi setiap strategi pemasaran sangat penting dalam poin ini.
Semoga artikel ini bermanfaat…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar