Aku bernama Sherilla Cintyana. Aku mempunyai seorang Dad. Mom-ku sudah 3 tahun lalu meninggal. Dad-ku sangat menyayangiku. Ia sangat setia mengurusku. Tapi, Dad-ku juga selalu mengajariku disiplin. Menurutku aku nggak perlu disiplin. Karena besar nanti kan aku pasti bisa disiplin. Tapi, Dad-ku tetap sabar mengajariku.
Suatu hari, pulang sekolah aku membuka pintu tanpa mengucap salam. Ayahku langsung menasehatiku, “Cin, kalau kamu mau masuk rumah ucap salam dulu dong”
“Dad, kalau aku mau masuk tanpa salam bukan berarti Dad nggak tahu aku yang masuk kan” kataku.
“Tapi kan biar disiplin dan kamu bisa sopan” kata Dad-ku.
“Lagi-lagi disiplin, Lagi-lagi disiplin, Dad kalau Cintya sudah besar Cintya kan bisa disiplin, sopan, ramah seperti keinginan ayah” kataku pada ayah.
Aku pun masuk kamarku. Ayahku hanya menggelengkan kepala melihatku. Aku pun mengambil buku merah mudaku dengan gambar kupu-kupu. Bisa dibilang itu diaryku. Aku pun mengisinya.
Dear Diary
Aku lagi lagi dibilang Dad harus disiplin
Kenapa aku harus disiplin?
Aku kan besar nanti bisa disiplin
Semoga ayah berhenti menyuruhku disiplin
SHERILLA CINTYANA
Aku pun menutup bukuku dan menyimpannya ke lemariku.
Besoknya, saat pulang sekolah, aku mencari Dad.
“Dad…” panggilku.Tak ada jawaban.
“Dad…” seruku semakin kuat. Aku pun menghampiri Bik Inah, pembantuku.
“Bik, dimana sih Dad” tanyaku pada Bik Inah.
“Oh, Non Cintya sudah pulang. Ayolah…” Tiba tiba Bik Inah menarikku dan mengajakku naik taksi. Kami berhenti di Rumah Sakit Harapan Jaya. Bik Inah membawaku ke ruang nomor 156. Disana aku melihat Dad terbaring lemah.
“Dad kenapa bik?” Tanyaku pada Bik Inah.
“Sebenarnya Dad Non selama 2 bulan ini terserang penyakit leukimia” jawab Bik Inah.... baca selengkapnya di Dad Is My Hero - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar