Kamis, 08 Mei 2014

Marketing Rumah Sakit(Bagian.3) : Trik Pemasaran untuk Dokter, Klinik, dan Rumah Sakit

Benarkah dunia medis adalah dunia yang “pasti laris”, bila kita berbicara dalam konteks bisnis? Ternyata jawabannya tidak. Dalam iklim kompetisi bisnis seketat saat ini, tidak ada satu bisnispun yang bisa nyaman. Berbagai inovasi harus dilakukan untuk memastikan bahwa mereka akan bisa bertahan hidup. Bisnis di dunia medis juga tetap membutuhkan pemasaran dan para pelakunya harus bisa mendefinisikan teknik pemasaran yang tepat guna mencapai sasaran. Seperti apakah teknik pemasaran di dunia medis?


1. Dunia medis meliputi banyak aspek seperti para spesialis, paramedis, tenaga administrasi dan operator alat. Aspek-aspek ini dapat ditonjolkan dalam usaha memasarkan klinik atau rumah sakit tersebut. Calon pasien (dalam hal ini pasien yang memiliki kesempatan memilih, seperti calon ibu yang akan melahirkan) pasti akan tertarik pada rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap didukung tenaga ahli yang mumpuni dan servis yang memadai. Kelebihan-kelebihan ini harus diekspos dalam setiap media promosi yang dikeluarkan seperti pamflet, leaflet, dan iklan di surat kabar, TV atau baliho-baliho di sepanjang jalan.
2. Rumah sakit atau klinik tersebut harus aktif membuat berbagai agenda promosi. Divisi pemasaran harus cukup kreatif untuk memodifikasi sistem dan strategi pemasaran mereka agar dinamis dan cukup kompetitif ketika harus berhadapan “head to head” dengan rumah sakit sejenis. Salah satu strategi pemasaran yang menarik adalah menawarkan paket-paket perawatan, khususnya untuk perawatan yang tidak bersifat darurat seperti pemeriksaan kehamilan. Pihak rumah sakit dapat menyertakan bonus-bonus tertentu pada sang pasien, bisa untuk sang ibu hamil tersebut atau untuk calon bapak. Untuk pasien yang akan melahirkan, perawatan pasca kelahiran dengan pemberian fasilitas extra untuk bayi tampak cukup menarik. Pihak rumah sakit juga dapat menawarkan berbagai diskon khusus untuk perawatan “langganan” seperti heamodialisa, check darah rutin, atau terapi-terapi khusus semacam terapi pasca patah tulang.
3. Yang paling penting adalah kualitas dokter dan tenaga medis lainnya. Dokter dan semua unsur dalam sebuah rumah sakit harus bersinergi satu sama lain untuk mendukung strategi pemasaran yang sudah disiapkan oleh divisi pemasaran. Profesionalisme dokter dan tenaga medis akan menjadi media pemasaran yang efektif. Pasien akan terkesan dengan pelayanan dokter yang ramah serta bersahabat, bukan sejenis spesialis yang berlomba “kejar setoran” dengan memberikan resep-resep extra mahal untuk pasien. Paramedis dengan keahlian yang mumpuni akan memberikan perawatan medis yang baik untuk pasien dan ujungnya, pasien akan puas dan merekomendasikan perawatan mereka pada teman yang membutuhkan.
Mengingat ada regulasi dari pihak berwenang yang melarang rumah sakit dan sejenisnya beriklan, terlebih bekerja sama dengan produsen obat, tentu hal ini menjadi sedikit kontradiktif dengan misi rumah sakit dalam konteks sebuah usaha. Tentu pihak rumah sakit harus menemukan solusinya. Salah satu solusi yang dipandang efektif adalah dengan menghimpun banyak orang dalam acara-acara seminar, sarasehan, atau kegiatan senam sehat dan senam ibu hamil massal sehingga orang berkesempatan melihat dan sedikit banyak mencari tahu tentang rumah sakit tersebut. Meskipun ada larangan beriklan, tetapi tidak ada larangan untuk produsen obat “menitipkan” logo dan promonya di acara-acara tersebut.

 

Tidak ada komentar: