Benarkah dunia medis adalah dunia yang “pasti laris”, bila kita berbicara dalam konteks bisnis?
Ternyata jawabannya tidak. Dalam iklim kompetisi bisnis seketat saat
ini, tidak ada satu bisnispun yang bisa nyaman. Berbagai inovasi harus
dilakukan untuk memastikan bahwa mereka akan bisa bertahan hidup. Bisnis
di dunia medis juga tetap membutuhkan pemasaran dan para pelakunya
harus bisa mendefinisikan teknik pemasaran yang tepat guna mencapai sasaran. Seperti apakah teknik pemasaran di dunia medis?
1. Dunia medis meliputi banyak aspek
seperti para spesialis, paramedis, tenaga administrasi dan operator
alat. Aspek-aspek ini dapat ditonjolkan dalam usaha memasarkan klinik
atau rumah sakit tersebut. Calon pasien (dalam hal ini
pasien yang memiliki kesempatan memilih, seperti calon ibu yang akan
melahirkan) pasti akan tertarik pada rumah sakit yang memiliki fasilitas
lengkap didukung tenaga ahli yang mumpuni dan servis yang memadai.
Kelebihan-kelebihan ini harus diekspos dalam setiap media promosi yang
dikeluarkan seperti pamflet, leaflet, dan iklan di surat kabar, TV atau
baliho-baliho di sepanjang jalan.
2. Rumah sakit atau klinik tersebut
harus aktif membuat berbagai agenda promosi. Divisi pemasaran harus
cukup kreatif untuk memodifikasi sistem dan strategi pemasaran
mereka agar dinamis dan cukup kompetitif ketika harus berhadapan “head
to head” dengan rumah sakit sejenis. Salah satu strategi pemasaran yang
menarik adalah menawarkan paket-paket perawatan, khususnya untuk
perawatan yang tidak bersifat darurat seperti pemeriksaan kehamilan.
Pihak rumah sakit dapat menyertakan bonus-bonus tertentu pada sang
pasien, bisa untuk sang ibu hamil tersebut atau untuk calon bapak. Untuk
pasien yang akan melahirkan, perawatan pasca kelahiran dengan pemberian
fasilitas extra untuk bayi tampak cukup menarik. Pihak rumah sakit juga
dapat menawarkan berbagai diskon khusus untuk perawatan “langganan”
seperti heamodialisa, check darah rutin, atau terapi-terapi khusus
semacam terapi pasca patah tulang.
3. Yang paling penting adalah kualitas dokter
dan tenaga medis lainnya. Dokter dan semua unsur dalam sebuah rumah
sakit harus bersinergi satu sama lain untuk mendukung strategi pemasaran
yang sudah disiapkan oleh divisi pemasaran. Profesionalisme dokter dan
tenaga medis akan menjadi media pemasaran yang efektif. Pasien akan
terkesan dengan pelayanan dokter yang ramah serta bersahabat, bukan
sejenis spesialis yang berlomba “kejar setoran” dengan memberikan
resep-resep extra mahal untuk pasien. Paramedis dengan keahlian yang
mumpuni akan memberikan perawatan medis yang baik untuk pasien dan
ujungnya, pasien akan puas dan merekomendasikan perawatan mereka pada
teman yang membutuhkan.
Mengingat ada regulasi dari pihak
berwenang yang melarang rumah sakit dan sejenisnya beriklan, terlebih
bekerja sama dengan produsen obat, tentu hal ini menjadi sedikit
kontradiktif dengan misi rumah sakit dalam konteks sebuah usaha. Tentu
pihak rumah sakit harus menemukan solusinya. Salah satu solusi yang
dipandang efektif adalah dengan menghimpun banyak orang dalam
acara-acara seminar, sarasehan, atau kegiatan senam sehat dan senam ibu
hamil massal sehingga orang berkesempatan melihat dan sedikit banyak
mencari tahu tentang rumah sakit tersebut. Meskipun ada larangan
beriklan, tetapi tidak ada larangan untuk produsen obat “menitipkan”
logo dan promonya di acara-acara tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar